Intisari-Online.com -Sungguh kontras sekali apa yang terjadi pada anggota TNI dan oknum anggota polisi terkait keberadaan mereka dalam rangka mengamankan G20.
Para anggota TNI yang dijuluki "hantu rimba" diketahui harus berendam berhari-hari di dalam rawa.
Mereka melakukannya demi menjamin kelancaran serta keamanan perhelatan KTT G20 di Bali.
Sebuah kondisi yang terasa kontras jika dibandingkan dengan ulah seorang oknum polisi yang juga memiliki tugas yang sama.
Oknum anggota polisi tersebutdikabarkanbertikaiusaibatal menggunakan jasa wanita prostitusi.
Nahas, pertikaian tersebut harus merenggut nyawa oknum polisi yang berinisal FNS (22) tersebut.
Seperti diketahui, beberapa waktu lalu Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa sempat melakukan pengecekan operasi pengamanan KTT G20 di Bali.
Jenderal Andika sendiri menyatakan bahwa jauh sebelum perhelatan dimulai, dirinya sudah meminta anggota TNI untuk menyebar di titik-titik vital.
Tidak hanya di lokasi-lokasi yang umum, namun juga di lokasi-lokasi yang tak terduga.
Salah satu lokasi tak terduga tersebut adalah rawa-rawa yang berada di sekitar pantai di Bali.
Para prajurit tersebut diketahui bersembunyi di rawa-rawa demi menjaga keamanan KTT G20.
Baca Juga: Meski Bersalaman, Rupanya Joe Biden dan Xi Jinping Tetap Tidak Sepaham Soal Hal Ini
Keberadaan para pasukan ini sedikit 'terungkap' saat Jenderal Andika melakukan 'sidak.
Dalam sebuah video yang disiarkan di sebuah kanal YouTube, jenderal Andika Perkasa diketahui meminta pasukan yang bersembunyi di rawa untuk berhitung.
Tanpa sedikit pun menunjukkan keberadaan mereka, para pasukan tersebut pun berhitung dari satu sampai sepuluh.
Namun, pada dasarnya jumlah pasti dari pasukan yang bersiaga di rawa tersebut tidak benar-benar diungkap.
Bahkan, dari sekian banyak para pasukan yang kerap dijuluki "hantu rimba" tersebut, diduga hanya 2 orang yang menjawab perintah Andika.
Sisanya masih setia dan siaga bersembunyi di balik lebatnya akar-akar pohon bakau.
Para pasukan tersebut sendiri diketahui sudah berhari-hari berendam di rawa demi mengamankan KTT G20.
Pasukan yang berasal dari Kodam Batalion Rider itu juga sebenarnya tidak dibekali dengan senjata.
Sebab tujuan utama mereka pada dasarnya adalah melakukan pemantauan di titik vital KTT G20.
Oknum Polisi
Sementara itu, masih di sela-sela pengamanan KTT G20, seorang oknum anggota Polri malah ditemukan tewas tak bernyawa.
Baca Juga: Tak Ada Nama Vladimir Putin, Ini Daftar 17 Orang Terkuat Dunia yang Datang ke G20 di Indonesia
Anggota Badan Pemeliharaan Keamanan (Baharkam) berinisal FNS (22) tersebut tewas usai ditikam di sebuah hotel di Denpasar, Bali.
Pihak kepolisian kemudian mengamankan uda orang pria yang diduga sebagai pelaku, yaituF (16) dan A (15).
"Pelakunya sudah ditangkap, inisial F (16) dan A (15)," kata Kapolsek Denpasar Utara, Iptu I Putu Carlos Dolesgit kepada wartawan, seperti dilansirkompas.com,Kamis (17/11/2022).
Informasi yang beredar menyebutkan bahwa FNS tewas usai dirinya berselisih paham terkait penggunaan jasa wanita prostitusi atau yang dikenal denganopen booking order(BO).
"(Selisih paham saat 'Open BO' wanita), itu masih dalam proses. Masih didalami seperti apa motifnya nanti akan diproses sesuai dengan pasal," ucap Carlos.