Mirip Charles Cullen, Wanita yang Dijuluki 'Malaikat Belas Kasihan'Ini Nyatanya Pembunuh Berantai

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

Gesche Gottfried adalah salah satu penjahat keji yang harus dihukum pancung.
Gesche Gottfried adalah salah satu penjahat keji yang harus dihukum pancung.

Intisari-Online.com-The Good Nursememulai debutnya di bioskop pada 19 Oktober di seluruh Amerika Utara.

Lebih jauh, film tersebut juga tayang di Netflix sejak 26 Oktober 2022.

SerialThe Good Nursemengisahkan Charles Cullen, sosok pembunuh berantai yangmelakukan pembunuhan besar-besaran.

Dari 1988 hingga 2003, Charles Cullen bekerja sebagai perawat di berbagai rumah sakit di New Jersey dan Pennsylvania.

Charles Cullen, penduduk asli New Jersey, melakukan pembunuhan besar-besaran selama 16 tahun bekerja.

Setelah ditangkap, Cullen memberikan kesaksian dalam sebuahwawancara televisi dan mengungkap motif dari perbuatan kejinya tersebut.

Cullen juga mengungkapkan bahwa pembunuhannya adalah tindakan belas kasihan.

Ia bekerja sebagai perawat dan katanya tak tega melihat mereka menderita, sehingga membunuh mereka adalah perbuatan yang tepat.

"Saya pikir jika mereka mati maka mereka tidak menderita lagi, jadi dalam arti tertentu, saya pikir saya membantu mereka."

Kondisi mental Cullen telah dipertanyakan, ia diketahui pernahmencoba bunuh diri untuk pertama kalinya setelah ibunya meninggal ketika dia berusia 17 tahun.

Terlepas dari kisah Charles Cullen, ada kasus serupa yang tak kalah membuat bulu kuduk merinding.

Baca Juga: Diperkirakan Bunuh 400 Pasien, Tingkah Charles Cullen dalam Rumah Tangga Tak Kalah 'Nyeleneh'

Ia adalah Gesche Gottfried, yakni orang terakhir yang dipancung di depan umum di Bremen, Jerman.

Setelah membunuh 15 orang dengan arsenik dia ditangkap dan dijatuhi hukuman mati pada hari ulang tahunnya yang ke-43 pada tahun 1831.

Sebanyak 35.000 orang menyaksikan kepalanya berguling ke tempat yang sekarang ditandai dengan batu basal.

Orang-orang Bremen, 'menghormati' pembunuh berantai yang produktif itu dengan cara spuckstein (meludahi batu) di alun-alun kota Domshof.

Motif pembunuhannya tidak pernah ditemukan, dan itu masih diperdebatkan.

Tetapi saran yang logis adalah bahwa dia memiliki Sindrom Munchausen.

Penderitanya akan mengarang atau membesar-besarkan penyakit pada orang-orang yang mereka sayangi.

Daftar korbannya termasuk orang tuanya, dua suami, tunangan, beberapa teman, dan anak-anaknya.

Dalam membunuh, Gottfried menggunakan racun tikus yang disebut "Mäusebutter" yang terdiri dari serpihan kecil arsenik yang dicampur dengan lemak hewani.

Dia mencampur dosis kecil 'racun' ke dalam makanan korbannya, dan merawat mereka saat mereka menjadi semakin sakit.

Dia sangat disukai di daerah itu dan disebut sebagai 'malaikat belas kasihan' oleh perbuatannya itu.

Baca Juga: Tingkah Aneh Charles Cullen Terhadap Musang Peliharaan dan Buku Putrinya

Bahkan teman-temannya juga merasa kasihan padanya karena kehilangan banyak kerabat.

Setelah kematiannya, phrenologists menggunakan topeng kematiannya untuk mempelajari pola wajah wanita kriminal.

Gottfried adalah salah satu penjahat keji yang harus dihukum pancung.

Para warga Bremen terus menunjukkan ekspresi jijiknya dengan meludahi batu yang ditandai dengan salib dan dipasang di jalan berbatu.

Baca Juga: Charles Cullen, Berburu Calon Korban di Unit-unit Kamar Pasien RS

(*)

Artikel Terkait