Intisari-Online.com - Bukti-bukti di apartement Jeffrey Dahmer menunjukkan pembunuhan mengerikan yang dilakukannya.
Kejahatan Jeffrey Dahmer baru terungkap setelah 13 tahun lamanya, dan ketika korbannya telah mencapai setidaknya 17 orang.
Pada 22 Juli 1991, Jeffrey Dahmer ditangkap di apartementnya setelah seorang pria bernama Tracy Edwards berhasil kabur dari sosok pembunuh berantai itu.
Polisi menemukan Edwards berkeliaran di jalan dengan borgol tergantung di pergelangan tangannya.
Setelah bertemu dengan polisi di tengah pelariannya, Edwards pun mengarahkan polisi kembali ke apartemen Dahmer.
Apa yang ditemukan polisi di apartemen Jeffrey Dahmer saat itu menjadi bukti awal untuk mengungkap kekejian pembunuh berantai paling sadis itu.
Salah satunya adalah foto polaroid mengerikan di kamar tidur Jeffrey Dahmer.
Secara total, 74 polaroid ditemukan. Mayoritas diambil di apartemen Dahmer.
Beberapa dari foto itu menunjukkan korbannya ketika mereka masih hidup, tetapi sebagian besar dari mereka adalah bagian tubuh korbannya yang terpotong-potong, sering diletakkan dalam posisi seksual.
Bukan hanya foto-foto itu saja, polisi pun kemudian menemukan bukti mengerikan lainnya setelah memeriksa lebih jauh apartement Dahmer.
Setelah membuka lemari es Jeffrey Dahmer, mereka menemukan kepala seorang pria kulit hitam yang terpenggal.
Lemari esnya berisi seluruh tubuh manusia, sekantong organ manusia dan sisa-sisa daging manusia.
Selain itu, empat kepala terpenggal ditemukan di dapur Dahmer dan tujuh tengkorak di kamar tidurnya.
Ditemukan pula barel asam klorida, yang digunakan Dahmer untuk melarutkan tubuh korbannya, serta berbagai alat.
Alasan Jeffrey Dahmer membuat foto-foto dari para korbannya terungkap kemudian melalui sebuah studi tahun 1994 di The American Journal of Forensic Medicine and Pathology.
Melansir Women's Health, studi tersebut mengungkapkan bahwa Dahmer sering memotret bagian tubuh korbannya dan mayat telanjang "dalam posisi yang menjurus ke arah seksual" karena dia "ingin menyimpannya sebagai kenang-kenangan untuk menemaninya."
Jeffrey Dahmer memotret korbannya di berbagai tahap proses pembunuhan sehingga dia bisa "mengingat setiap tindakan sesudahnya dan menghidupkan kembali pengalamannya", lapor Biography.
Selain alasannya membuat foto polaroid mengerikan itu, diungkapkan pula bahwa Jeffrey Dahmer berniat membuat altar dengan hiasan tengkorak korbannya.
Polisi menemukan sketsa rencana pembangunan altar di rumah Jeffrey Dahmer.
Pembunuh berantai itu mengaku membuat para korbannya berpose di atas meja hitam yang rencananya akan dijadikan bagian dari altarnya.
Sebuah gambar menunjukkan di mana Dahmer bermaksud menghias altar dengan tengkorak korbannya.
Kerangka yang dicat akan berdiri di kedua sisi meja belakang yang panjang, yang akan dihiasi dengan kepala.
Penyelidikan mengungkapkan bahwa Jeffrey Dahmer membunuh korban pertamanya pada tahun 1978.
Korban pertamanya adalah seorang remaja berusia 18 tahun yang baru lulus dari sekolah menengah bernama Steven Hicks.
Ia sedang menumpang ke konser rock ketika kemudian dibunuh Jeffrey Dahmer.
Mengutip The Sun pada tahun-tahun setelah Steven Hicks menghilang, keluarganya mempekerjakan seorang detektif swasta tetapi mereka tidak berhasil menemukannya.
Jeffrey Dahmer melakukan pembunuhan dengan kejam, dan juga menyembunyikan jejak pembunuhannya dengan rapi.
Dahmer membedah tubuh Steven di ruang bawah tanah di rumah keluarganya sebelum mengubur jenazahnya di taman.
Beberapa minggu kemudian, dia menggali tubuh dan melarutkannya dalam asam, di mana dia kemudian dapat menghancurkan tulang dengan palu godam dan menguburnya sekali lagi di halaman belakang rumahnya.
Tubuh korban pertama Jeffrey Dahmer itu pun tidak pernah ditemukan, sementara lebih banyak korban menyusul setelah kematian Steven Hicks dengan cara yang sama kejamnya hingga penangkapan pembunuh itu 13 tahun kemudian.
Jeffrey Dahmer dijatuhi 15 hukuman seumur hidup berturut-turut dan dipenjara di Lembaga Pemasyarakatan Columbia di Wisconsin pada tahun 1992.
Pada 28 November 1994, ia dipukuli sampai mati dengan batang logam oleh sesama narapidana Christopher Scarver.
Baca Juga: Begini Kehidupan Jeffrey Dahmer Usai Bunuh Korban Pertamanya
(*)