Intisari-Online.com - Pemerintah Republik Indonesia yang diwakili oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) diminta oleh PDI-P untuk meminta maaf kepada Presiden Pertama Indonesia Soekarno dan keluarga.
Mengapa Presiden Joko Widodo (Jokowi) harus meminta maaf kepada Presiden Pertama RI Soekarno dan keluarga?
Pernyataan itu sendiri disampaikan oleh Ketua DPP PDI-P Ahmad Basarah.
Dilansir dari Ahmad Basarah, permintaan maaf itu terkait kisah Soekarno di akhir hidupnya.
Di mana Bapak Proklamtor Indonesia itu mendapat perlakukan yang tidak adil.
Bahkan Bung Karno juga dituding tidak setia pada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Padahal Bung Karno tidak pernah terbukti dan dibuktikan oleh apapun.
Oleh karenanya, pemerintah Indonesia sekarang diminta Basarah untuk meminta maaf kepada Bung Karno dan keluarga.
Diketahui, pada akhir masa kepemimpinannya, kisah Bung Karno cukup tragis.
Hal itu tertuang pada buku berjudul "Maulwi Saelan, Penjaga Terakhir Soekarno" yang ditulis oleh Asvi Warman Adam, Bonnie Triyana, Hendri F. Isnaeni, M.F. Mukti pada 2014.
Dalam salah satu tulisan itu, dijelaskan bagaimana kisah Soekarno di Istana Merdeka minta sarapan roti bakar seperti biasanya dan begini reaksi pelayan.
Begini percakapan keduanya.
Pelayan: “Tidak ada roti.”
Soekarno: "Kalau tidak ada roti, saya minta pisang.”
Pelayan: “Itu pun tidak ada.”
Karena sedang lapar, maka Soekarno membalas: “Nasi dengan kecap saja saya mau.”
Pelayan: “Nasinya tidak ada.”
Karena tidak mendapatkan apa-apa, maka Soekarno pergi ke Bogor untuk mendapatkan sarapan.
Saat itu, mantan ajudan dan kepala protokol pengamanan presiden, Maulwi Saelan mengatakan mengapa Soekarno tidak melawan.
Soekarno pun menjelaskan mengapa dia tidak ingin melawan kesewenang-wenangan terhadap dirinya.
Kata Soekarno, “Biarlah aku yang hancur asal bangsaku tetap bersatu.
Baca Juga: Jelaskan Hubungan Pendidikan dan Media Cetak dalam Membangun Kesadaran Kebangsaan?
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR