Cullen hanya mengingat satu korban, pensiunan hakim John W. Yengo Sr., pada tahun 1988, dan itu satu-satunya korban yang diidentifikasikannya ke polisi.
Meskipun dia mengaku membunuh antara 30 hingga 40 pasien, Cullen menambahkan:
"Tidak ada pembenaran. Saya kewalahan pada waktu itu dan saya merasa perlu melakukan sesuatu."
Cullen juga mengungkapkan bahwa pembunuhannya adalah tindakan belas kasihan.
"Saya pikir jika mereka mati maka mereka tidak menderita lagi, jadi dalam arti tertentu, saya pikir saya membantu mereka."
Terlepas dari klaimnya, beberapa korbannya tidak sebegitu menderitanya seperti yang diklaimnya.
Elenor Stoecker, 60 tahun, seorang pasien asma, pulih dan tidak kesakitan ketika Cullen memberikan dosis obat yang fatal.
Michael Strenko, seorang mahasiswa juga tengah berada dalam proses pemulihan setelah pengangkatan limpa ketika dirinya dibunuh oleh Cullen.
Kondisi mental Cullen juga dipertanyakan, ia diketahui pernah mencoba bunuh diri untuk pertama kalinya setelah ibunya meninggal ketika dia berusia 17 tahun.
Setelah putus sekolah, Cullen bergabung dengan Angkatan Laut, konon ia dibully dan mencoba bunuh diri lagi hingga akhirnya keluar dari militer.
Cullen mencoba bunuh diri lebih dari 20 kali dan sering dirawat di rumah sakit jiwa sebelum penangkapannya.
(*)
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR