Gagal Dapat Gelar Khalifah, 'Kekuatan Supernatural' Amir Timur Bertindak

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

(Ilustrasi) Amir Timur atau Timur Lenk, Penguasa dan Penakluk Turki-Mongol
(Ilustrasi) Amir Timur atau Timur Lenk, Penguasa dan Penakluk Turki-Mongol

Intisari-Online.com -Amir TimuratauTimur Lenkadalahpendiri kekaisaran sekaligus dinasti Timurid di Persia serta Asia Tengah.

Amir Timursebagaipenakluk serta penguasa Turki-Mongolterkenal kejam dan begitu bengis dalam menaklukkanIndia serta Rusia hingga Laut Mediterania.

Dia merupakanketurunan terakhir kelompok penakluk nomaden dengan namanya yang berarti Timur si Pincang.

Pasukannya berasal dariberbagai etnis dan konon ditakuti mulai dari Benua Asia, Afrika, hingga Eropa.

Sekitar 1360,Amir Timurmemperoleh posisi sebagai komandan militer dengan pasukan yang kebanyakan merupakan anggota suku Turki.

Dia terlibat dalam kampanye penyerangan di Transoxiana dengan mengabdi kepada Qazaghan hingga dia menjadi Amir Transoxiana.

Setelah pembunuhan Qazaghan, posisi Amir Transoxiana diperebutkan.

Salah satunya oleh Khan Chagatai Khanate Timur Tughlugh Timur dari Kashgar.

Awalnya, Timur dikirim untuk bernegosiasi. Namun, dia ternyata memutuskan memihak Tughlugh dengan imbalan Transoxiana.

Tughlugh kemudian mengangkat putranya Ilyas Khoja sebagai Gubernur Transoxiana dengan Timur dilantik sebagai menterinya.

Fakta itu membuat Timur melarikan diri dan bergabung dengan Amir Husayn yang merupakan cucu Qazaghan sekaligus kakak iparnya.

Keduanya mengalahkan Ilyas Khoja pada 1364 dan memantapkan penaklukan atas Transoxiana sekitar dua tahun kemudian.

Hubungan keduanya menjadi renggang setelah Husayn tak melaksanakan perintah Timur untuk menghancurkan Ilyas Khoja di Tishnet.

Pada 1370, Timur berbalik memerangi Husayn dengan mengepungnya di Balkh berbekal orang-orang Husayn yang memilih mendukungnya.

Setelah Husayn dibunuh, Timur menikahi istri Husayn Saray Mulk Khanum, keturunan penakluk legendaris Gengis Khan, dan menjadikannya pemimpin Suku Chagatai.

Timur tak bisa menggamit gelar Khan atau penguasa Mongol karena bukan keturunan langsung Gengis Khan.

Jadi, dia menggunakan titel Amir yang berarti Jenderal serta Guregen (Menantu Kerajaan) karena menikah dengan Saray Mulk.

Dia juga tidak bisa mendapatkan gelar Khalifah karena predikat itu terbatas bagi kelompok Quraysh, suku dari Nabi Muhammad.

Jadi, dia menciptakan mitos serta rumor bahwa dirinya mempunyai "kekuatan supernatural" yang dianugerahkan langsung dari Tuhan.

Pada 1382, dia menghancurkan pasukan Muscovite dan membakar Moskwa.

Dia meninggal dunia dalam usia 68 tahun pada 19 Februari 1405 di Farab sebelum sempat mencapai perbatasan China.

Baca Juga: 'Senjata Biologis' Sultan Agung: Bangkai Hewan dan Buah Aren Mampu Taklukkan Militer Surabaya

(*)

Artikel Terkait