Intisari-Online.com - Jeffrey Dahmer dikenal sebagai salah satu pembunuh berantai paling sadis di dunia.
Namanya belakangan menjadi perbincangan usai serial Netflix Monster: The Jeffrey Dahmer Story memecahkan rekor baru.
Serial tersebut menjadi serial yang paling banyak ditonton di Netflix, mampu menduduki Top 10 dalam minggu keduanya tayang.
Jeffrey Dahmer terkenal sebagai pembunuh berantai dan penjahat seksual yang dihukum atas kasus pembunuhan 17 pria yang dilakukannya dalam kurun waktu 13 tahun.
Disebut ia melakukan aksinya antara tahun 1978 hingga 1991, dengan mengincar para pria yang kebanyakan adalah Afrika-Amerika, di bar gay, mal, atau halte bus.
Kejahatan Jeffrey baru terungkap setelah belasan tahun ia melakukan aksinya yang mengerikan.
Ia memikat para korbannya pulang dengan tawaran uang atau seks, kemudian memberi mereka alkohol yang dicampur narkoba.
Setelah mencekik korbannya hingga mati, ia akan melakukan hubungan seks dengan mayat itu, kemudian memutilasi dan membuangnya.
Dijatuhi hukuman 5 hukuman seumur hidup berturut-turut pada tahun 1992, Jeffrey Dahmer kemudian meninggal pada 1994 di tempat ia menjalani hukuman tersebut.
Ia dibunuh oleh sesama narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Columbia, sebuah penjara dengan keamanan maksimum yang terletak di Portage Wisconsin.
Jeffrey Dahmer meninggal pada 28 November 1994, hanya satu jam setelah dilarikan ke rumah sakit, menggambarkan bagaimana parahnya ia 'dihabisi'.
Siapa sosok pembunuh Jeffrey Dahmer yang 'menghabisi' tanpa ampun salah satu pembunuh berantai paling sadis di dunia itu?
Sosok pembunuh Jeffrey Dahmer adalah sesama narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Columbia di Portage Wisconsin bernama Christopher Scarver.
Melansir allthatinteresting.com, Christopher Scarver lahir pada 6 Juli 1969, di Milwaukee, Wisconsin.
Setelah dia putus sekolah menengah dan ibunya mengusirnya dari rumah, Scarver mendapatkan posisi melalui program Korps Konservasi Pemuda sebagai tukang kayu pelatihan.
Seorang supervisor program diduga memberi tahu Scarver bahwa begitu dia menyelesaikan program, dia akan menjadi karyawan penuh waktu.
Tapi rupanya itu tidak pernah terjadi.
Akibatnya, Scarver mulai minum banyak dan merokok ganja.
Setelah ibunya membuatnya pindah dari rumah dan pacarnya hamil, dia mulai merencanakan balas dendam pada pria yang dia rasa bertanggung jawab untuk "kehilangan pekerjaannya", manajer lokasi John Feyen.
Pada hari pertama bulan Juni tahun 1990, Scarver yang tidak puas pergi ke kantor program pelatihan.
Scarver masuk ke kantor program pelatihan dengan harapan hanya menemukan Feyen, namun ada juga pekerja lain di sana, Steven Lohman.
Scarver mengatakan bahwa program itu berutang uang kepadanya dan meminta mantan bosnya memberikan uang itu kepadanya.
Ketika ia hanya diberi $15, Scarver menembak Lohman dengan fatal.
Ia ditangkap segera setelah menembak Lohman, dia ditemukan sedang duduk di beranda apartemen pacarnya.
Selama persidangan Scarver, seorang petugas polisi bersaksi bahwa Scarver telah memberi tahu petugas yang menangkap bahwa dia berencana untuk menyerahkan diri karena dia tahu apa yang dia lakukan salah, menurut The New York Times.
Pada tahun 1992, Christopher Scarver dihukum dan dijatuhi hukuman seumur hidup di balik jeruji besi.
Itu menjadi awal mula pertemuannya dengan Jeffrey Dahmer si pembunuh berantai paling sadis.
Pada tahun yang sama ketika Christopher Scarver masuk penjara, "Milwaukee Cannibal" menjadi berita utama.
Bagaimana Christopher Scarver Membunuh Jeffrey Dahmer?
Mengutip New York Post, sebelum hari ia membunuh Jeffrey Dahmer, Scarver mengaku bahwa ia hanya mengawasi Dahmer dari jauh di halaman penjara.
Ia juga mengaku tidak pernah mendekatinya, karena dia tidak ingin menjadi sasaran humornya yang memuakkan.
"Saya tidak pernah berinteraksi dengan dia," katanya.
Tapi itu semua berubah pada pagi hari tanggal 28 November 1994.
Pada hari itu, ia ditugaskan untuk membersihkan gimnasium penjara bersama dua narapidana lainnya.
Mereka adalah seorang narapidana bernama Jesse Anderson, dan yang lainnya adalah kanibal terkenal Jeffrey Dahmer .
Pada hari itu, Scarver menyimpan di sakunya sebuah artikel surat kabar yang merinci bagaimana Dahmer membunuh, memotong-motong -dan dalam beberapa kasus memakan- 17 pria dan anak laki-laki dari tahun 1978 hingga 1991.
Scarver, yang saat itu seorang terpidana pembunuh berusia 25 tahun, baru saja mengambil pelnya dan sedang mengisi ember dengan air ketika seseorang menyodok punggungnya.
“Saya berbalik, dan [Dahmer] dan Jesse tertawa terbahak-bahak,” kenang Scarver.
"Saya menatap langsung ke mata mereka, dan saya tidak tahu siapa yang melakukannya," katanya.
Ketiga pria itu kemudian berpisah, dan Scarver mengikuti Dahmer menuju ruang ganti staf.
Scarver mengambil sebatang logam dari ruang angkat beban dan menghadapkan Dahmer dengan berita yang dibawanya di sakunya.
“Saya bertanya apakah dia melakukan hal itu karena saya sangat jijik. Dia terkejut. Ya, dia," kata Scarver.
Ketika Jeffrey Dahmer mencari pintu berusaha keluar dari ruangan itu, Scarver menahannya.
Christopher Scarver membunuh Dahmer dengan memukulinya sampai mati, meninggalkannya babak belur dan berdarah di lantai.
“Dia akhirnya mati. Saya menundukkan kepalanya," katanya.
Bukan hanya Jeffrey Dahmer, Scarver juga secara fatal memukuli Anderson.
Kemudian, dia berjalan kembali ke selnya.
Ketika seorang penjaga bertanya mengapa dia kembali begitu cepat, Scarver berkata, “Tuhan menyuruhku melakukannya. Anda akan mendengarnya di berita jam 6. Jesse Anderson dan Jeffrey Dahmer sudah mati.”
Benar saja, berita kematian Jeffrey Dahmer menyebar dengan cepat ke seluruh Amerika.
Di Mana Christopher Scarver Sekarang?
Melansir hitc.com, pada 2022, Christopher Scarver yang berusia 53 tahun masih di penjara, di Centennial Correctional Facility di Colorado.
Scarver dipindahkan dari Wisconsin ke Colorado pada tahun 2003 setelah 36 narapidana mengajukan gugatan class action atas kondisi di penjara Wisconsin.
Baca Juga: Sesama Pembunuh Juga Dibuat 'Jijik', Inikah yang Membuat Jeffrey Dahmer Dibunuh di Penjara?
(*)