Ritual ‘Polterabend’, Tradisi Pernikahan Unik Jerman dengan Pecahkan Piring Keramik, Apa Maksudnya?

K. Tatik Wardayati

Editor

Ritual 'Polterabend' tradisi pernikahan Jerman dengan pecahkan piring keramik.
Ritual 'Polterabend' tradisi pernikahan Jerman dengan pecahkan piring keramik.

Intisari-Online.com – Salah satu kelebihan umat manusia adalah memiliki kemampuan luar biasa untuk menciptakan adat dan ritual.

Tindakan simbolis ini sering kali spesifik secara budaya dan sangat menarik.

Bagi masyarakat yang merayakan persatuan antara dua individu dalam pernikahan, ada banyak tradisi penting seputar peristiwa penting tersebut.

Dari upacara pemotongan kayu hingga ritual menghancurkan piring, berikut ini beberapa tradisi pernikahan paling unik di Jerman.

Polerabend

Sama halnya dengan budaya lain, tradisi pernikahan di Jerman dimulai jauh sebelum upacara pernikahan itu sendiri.

Salah satu ritual pernikahan Jerman yang unik disebut polterabend.

Polterabend melibatkan banyak kebisingan daripada kebanyakan malam sebelum pernikahan.

Dimulai dari makan malam yang khas, yang lalu berubah cepat menjadi ‘kacau’ ketika semua orang bergabung untuk memecahkan piring keramik sebagai sarana untuk mendoakan keberuntungan bagi calon pasangan pengantin.

Menurut adat, semakin banyak piring keramik yang pecah, maka semakin baik keberuntungan yang akan dimiliki pasangan itu dalam kehidupan pernikahan mereka.

Setelah ‘kegilaan’ itu berakhir, pasangan itu harus membereskan kekacauan sebagai simbol bahwa mereka dapat bekerja sama dengan baik dalam mengerjakan tugas-tugas utama.

Menari di bawah kerudung

Dari banyak budaya populer, banyak yang akrab dengan makna di balik pengantin wanita yang melemparkan buket bunganya kepada semua wanita yang belum menikah yang menghadiri resepsi pernikahan.

Di Jerman, pernikahan berpusat di sekitar kerudung pengantin wanita daripada buket bunganya.

Ada juga sedikit hiasan tambahan dalam tradisi ini.

Sebagai permulaan, pengantin menari di bawah kerudung sebelum pengantin wanita melemparkannya ke udara.

Begitu dia melakukannya, para wanita lajang merobeknya menjadi beberapa bagian.

Menurut tradisi, wanita yang merobek bagian terbesar adalah yang akan menikah berikutnya.

Dalam variasi lain, orang melemparkan uang ke dalam kerudung sementara pengantin baru menari untuk membeli tarian berikutnya.

Baumstamm sgen

Salah satu tradisi pernikahan Jerman yang lebih sederhana, beberapa daerah masih mempraktikkan tradisi lama yang dikenal sebagai baumstamm sgen, yaitu ritual penggergajian kayu oleh pengantin.

Mirip dengan pembersihan pasca-polterabend, ide di balik praktik ini bahwa menggergaji kayu bersama-sama melambangkan kemampuan pasangan untuk bekerja sama dalam menyelesaikan tugas yang membutuhkan kekuatan bersama dan daya tahan lebih.

Saat ini dimungkinkan membeli kayu gelondongan yang disiapkan khusus untuk tradisi pernikahan penggergajian kayu.

Junggesellenabschied

Junggesellenabschied mengacu pada sentuhan khas Jerman pada pesta bujangan khusus seperti halnya di Amerika Serikat dan Inggris.

Versi ini melibatkan rasa malu yang luar biasa bagi pasangan pengantin.

Teman masing-masing penganting mengundang mereka masing-masing pada tantangan untuk menjual barang-barang memalukan kepada orang asing, termasuk minuman keras dan benda-benda lain yang lebih sugestif.

Keuntungan yang diperoleh dari penjualan tersebut umumnya digunakan untuk membeli minuman nantinya.

Teman-teman biasanya mengenakan pakaian atau kostum yang serasi, dan seluruh permainan terkadang merupakan kompetisi antara tunangan.

Menentukan siapa yang akan 'memakai celana'

Ada sedikit takhayul sekitar pemotongan kue pernikahan, melansir Culture Trip.

Pertama, seperti banyak budaya barat, pasangan memotong kue bersama-sama, sembagai simbol lain dari persatuan dan kemampuan mereka untuk bekerja sama.

Lalu, pasangan mana yang terlihat tangan di atas saat memotong kue maka akan menentukan siapa yang dominan dalam hubungan pasangan tersebut.

Karena tradisi ini cukup terkenal, maka tidak jarangan pasangan terlihat dalam sedikit persaingan sengit untuk memperebutkan tempat yang dominan.

Lelucon setelah upacara pernikahan

Keceriaan dan lelucon yang dimulai dari Junggesellenabschied meluas hingga setelah upacara pernikahan.

Teman-teman pasangan pengantin akan mengatur lelucon yang rumit untuk ditemukan oleh pengantin baru di kamar mereka setelah resepsi.

Yang aneh-aneh itu termasuk mengisi ruangan dengan balon atau menyembunyikan jam alarm di seluruh kamar tidur yang akan berbunyi pada jam-jam ganjil di tengah malam

Di beberapa desa kecil, orang-orang iseng pergi menculik sang istri, membuat suami harus mengejar untuk mencarinya.

Tujuannya hanya untuk membuat malam pertama pernikahan pasangan itu berbelit-belit selama mungkin.

Tukar cincin

Salah satu cara agar pernikahan di Jerman sedikit lebih santai daripada pernikahan di budaya lain adalah bahwa pertukaran cincin pasangan jauh lebih sederhana, dan tentu lebih murah.

Tidak semua pasangan menggunakan cincin pertunangan yang unggul, tetapi mereka melakukannya cukup menukar cincin dari kiri ke tangan kanan setelah mengucapkan janji mereka.

Biasanya, pasangan juga sama-sama memakai gelang emas yang identik daripada memilih perhiasan lain.

Pria maupun wanita sama-sama memakai cincin mereka di tangan kanan.

Baca Juga: ‘Dilarang Senyum’, Tradisi Upacara Pernikahan di Kongo, Bila Ketahuan Senyum, Tidak Diizinkan Menikah!

Baca Juga: Ritual ‘Memukul Kaki Pengantin Pria’, Tradisi Pernikahan Tradisional Korea yang Masih Dilakukan

Temukan sisi inspiratif Indonesia dengan mengungkap kembali kejeniusan Nusantara melalui topik histori, biografi dan tradisi yang hadir setiap bulannya melalui majalah Intisari. Cara berlangganan via https://bit.ly/MajalahIntisari

Artikel Terkait