Intisari-Online.com – Seorang anak laki-laki suku Matis untuk membuktikan dirinya layak berburu jauh di hutan Amazon Brasil, maka dia harus terlebih dahulu menjalani empat percobaan.
Setelah anak laki-laki suku Matis dapat membuktikan diri mereka mampu menahan cobaan tersebut, mereka disuguhi untuk melakukannya sebelum setiap perburuan di masa depan yang mereka ikuti.
Percobaan pertama, melibatkan pembutaan diri sementara menggunakan ramuan racun pahit langsung ke mata mereka.
Ramuan racun pahit ini menurut kepercayaan mereka dapat meningkatkan penglihatan dan meningkatkan indera.
Tahapan percobaan berikutnya meliputi pemukulan dan pencambukan, untuk menunjukkan kekuatan mereka.
Percobaan diakhiri dengan inokulasi dari phyllomedusa bicolor, katak kecil beracun yang berasal dari hutan Brasil.
Sebelum menyuntikkan racun katak dengan jarum kayu buatan sendiri, para tetua membakar area kulit anak laki-laki di mana racun itu akan diberikan.
Dua tanda kemudian dibakar ke kulit peserta, lepuh meletus dan racun, dicampur dengan air liur manusia untuk mengaktifkannya, diterapkan.
Orang suku Matis percaya bahwa racun katak itu meningkatkan kekuatan dan daya tahan.
Namun, peningkatan itu didahului oleh rasa pusing yang tak tertahankan, meskipun tidak halusinogen, respons psikologisnya sangat intens, dan respons fisiknya benar-benar dramatis, yaitu pembersihan perut total, mulai dari muntah yang hebat, hingga buang air besar yang keras.
Akhirnya, ini untuk menunjukkan kekuatan laki-laki yang siap pergi berburu.
Begitu anak laki-laki dapat membuktikan diri mereka layak untuk berburu di hutan Amazon Brasil, maka mereka diberi hak istimewa untuk melakukan ritual yang sama sebelum setiap perburuan berikutnya.
Temukan sisi inspiratif Indonesia dengan mengungkap kembali kejeniusan Nusantara melalui topik histori, biografi dan tradisi yang hadir setiap bulannya melalui majalah Intisari. Cara berlangganan via https://bit.ly/MajalahIntisari