Intisari-Online.com - Penggunaan gas air mata dalam mengendalikan kerusuhan diStadion Kanjuruhan Malang berakhir fatal.
Diduga gas air mata itulah yang membuat korban jiwa dalamkerusuhan diStadion Kanjuruhan Malangberguguran.
Hingga Senin (3/10/2022), 127 orang dilaporkan meninggal dunia dan 180 lainnya dirawat di rumah sakit.
Sebenarnya, dalam aturan FIFAPasal 19 poin b tentang pengamanan dan keamanan stadion (FIFA Stadium Safety and Security Regulation), penggunaan gas air mata dilarang.
"No firearms or 'crowd control gas' shall be carried or used (senjata api atau 'gas pengendali massa' tidak boleh dibawa atau digunakan)," tulis dalam aturan FIFA.
Meski begitu,Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Timur, Irjen Nico Afinta menuturkan bahwapenggunaan gas air mata sudah sesuai prosedur.
Alasannya karena gas air mata itu digunakan untuk menghalau massa yang masuk ke lapangan.
Kata Nico, ada42.288 suporter yang hadir dalamlaga Arema FC vs Persebaya Surabaya malam kemarin.
Dari jumlah itu, 3.000 orang turun ke lapangan.
Lanjut Irjen Nic, seandainya saja parasuporter tidak masuk ke lapangan atau mematuhi peraturan, maka peristiwa ini tidak akan terjadi.
"Mereka turun untuk tujuan mencari pemain dan pihak manajemen, kenapa bisa kalah," ungkap Irjen Nico.
"Jadi, terpaksa jajaran keamanan menembakkan gas air mata."
Soal penggunaan gas air mata,Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI Yunus Nusiakhirnya angkat bicara.
Menurut Yunus, penggunaan gas air matamerupakan langkah antisipatif dari pihak keamanan.
Apalagi kejadian pada malam Minggu itu berlangsung dengan cepat.
Sehingga apapun langkah yang diambil oleh pihak keamanan, maka tentu sudah mereka pikirkan dengan baik.
"Pasca-pertandingan suporter turun ke lapangan dan pihak keamanan mengambil tindakan tersebut," ucap Yunus.
Selain itu, Yunus juga memastikan bahwa semuaprosedur operasional standar (SOP) pertandinganLiga 1 sudah dikomunikasikan.
Termasuk kepadaPT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator Liga 1 dan panitia pelaksana (panpel) pertandingan.
"PSSI telah menyampaikan SOP penyelenggaraan sebuah kompetisi."
"Kami selaluworkshop sebelum pertandingan dengan PT LIB, panpel, dan klub," jelasnya Yunus.
Meski begitu, Yunus sangat menyesalkan tragedi Kanjuruhan.
Oleh karenanya, dia akan menunggu hasil investigasi dan evaluasi dari semua pihak.