Tujuan PKI menuntut pemerintah Indonesia untuk membentuk Angkatan Kelima adalah mempersenjatai buruh dan tani, menasakomisasi angkatan bersenjata, dan sebagai antisipasi terhadap konfrontasi dengan Malaysia.
Konfrontasi Indonesia dengan Malaysia semakin mendesak pembentukan Angkatan Kelima.
Kondisi tersebut lantas membuat PKI berani menuntut agar ribuan, jika bukan jutaan, rakyat sipil dipersenjatai dan diorganisasi sebagai Angkatan Kelima.
Sementara itu, Zhou En Lai menawarkan bantuan sebanyak 100.000 senjata ringan kepada Indonesia.
Setelah tiba di tanah air, tawaran bantuan senjata tersebut disampaikan kepada Presiden/Panglima Tertinggi ABRI di hadapan rakyat Komando Operasi Tertinggi (KOTI).
Diusulkan PKI, di sisi lain ide pembentukan Angkatan Kelima ditentang para jenderal Angkatan Darat (AD). Umumnya para jenderal di AD adalah golongan anti-komunis.
Saat itu Angkatan Darat dipimpin Letjen Ahmad Yani. Bagi Yani sendiri, membentuk departemen Angkatan kelima tidak efisien.
Ahmad Yani pun secara tegas juga menyampaikan penolakannya atas usul Aidit.
Selain dianggap tidak efisien, pasukan sipil bersenjata sudah ada dalam wujud Pertahanan Sipil.
Meski begitu, keputusan mengenai pembentukan Angkatan Kelima ini oleh ABRI diserahkan kepada Pemimpin Besar Revolusi.
Ide pembentukan Angakatan Kelima sendiri pada akhirnya lenyap pasca-peristiwa Gerakan 30 September atau G30S.
Angkatan Darat dengan Supersemar akhirnya membubarkan PKI dan ormas-ormasnya.
Ormas-ormas dari Angkatan Lima di antaranya dari Pemuda Rakyat, Gerwani, Barisan Tani Indonesia dan SOBSI yang dituduhkan merupakan unsur Angkatan Kelima.
Itulah tujuan PKI menuntut dibentuknya Angkatan Kelima hingga lenyapnya ide ini.
(*)
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR