Intisari-Online.com - Pada tahun 1965, PKI menuntut pemerintah Indonesia untuk membentuk Angkatan Kelima, dengan tujuan untuk apa?
Ide pembentukan Angkatan Kelima itu disampaikan oleh DN Aidit sebelum dirinya menghadap Presiden pada 14 Januari 1965.
DN Aidit merupakan pemimpin senior Partai Komunis Indonesia (PKI), salah satu partai besar Indonesia kala itu.
Dalam ide tersebut, DN Aidit mengusulkan 15 juta buruh tani dipersenjatai sebagai Angkatan Kelima (sejenis Angkatan Darat).
Saat itu, TNI telah digabungkan dengan Kepolisian Negara (Polri) menjadi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI).
Secara resmi ada empat unsur dalam ABRI, meliputi Angkatan Darat, Laut, dan Udara, serta Angkatan Kepolisian.
Masing-masing unsur bertanggungjawab langsung kepada Presiden/Panglima Besar Revolusi.
Jika Angkatan Kelima usulan PKI dibentuk, maka akan menambah unsur dari ABRI.
Ide pembentukan Angkatan Kelima di Indonesia bahkan sampai ke telinga Perdana Menteri China saat itu, Zhou En Lai.
Zho En Lai pun secara terang-terangan mendesak agar dibentuk Angkatan Kelima. Ia datang ke Indonesia pada April 1965.
Namun, sebelum benar-benar terwujud, ide pembentukan Angkatan Kelima lenyap seiring dibubarkannya PKI.
Lalu, apa tujuan PKI menuntut pemerintah Indonesia untuk membentuk Angkatan Kelima.
Tujuan PKI menuntut pemerintah Indonesia untuk membentuk Angkatan Kelima adalah mempersenjatai buruh dan tani, menasakomisasi angkatan bersenjata, dan sebagai antisipasi terhadap konfrontasi dengan Malaysia.
Konfrontasi Indonesia dengan Malaysia semakin mendesak pembentukan Angkatan Kelima.
Kondisi tersebut lantas membuat PKI berani menuntut agar ribuan, jika bukan jutaan, rakyat sipil dipersenjatai dan diorganisasi sebagai Angkatan Kelima.
Sementara itu, Zhou En Lai menawarkan bantuan sebanyak 100.000 senjata ringan kepada Indonesia.
Setelah tiba di tanah air, tawaran bantuan senjata tersebut disampaikan kepada Presiden/Panglima Tertinggi ABRI di hadapan rakyat Komando Operasi Tertinggi (KOTI).
Diusulkan PKI, di sisi lain ide pembentukan Angkatan Kelima ditentang para jenderal Angkatan Darat (AD). Umumnya para jenderal di AD adalah golongan anti-komunis.
Saat itu Angkatan Darat dipimpin Letjen Ahmad Yani. Bagi Yani sendiri, membentuk departemen Angkatan kelima tidak efisien.
Ahmad Yani pun secara tegas juga menyampaikan penolakannya atas usul Aidit.
Selain dianggap tidak efisien, pasukan sipil bersenjata sudah ada dalam wujud Pertahanan Sipil.
Meski begitu, keputusan mengenai pembentukan Angkatan Kelima ini oleh ABRI diserahkan kepada Pemimpin Besar Revolusi.
Ide pembentukan Angakatan Kelima sendiri pada akhirnya lenyap pasca-peristiwa Gerakan 30 September atau G30S.
Angkatan Darat dengan Supersemar akhirnya membubarkan PKI dan ormas-ormasnya.
Ormas-ormas dari Angkatan Lima di antaranya dari Pemuda Rakyat, Gerwani, Barisan Tani Indonesia dan SOBSI yang dituduhkan merupakan unsur Angkatan Kelima.
Itulah tujuan PKI menuntut dibentuknya Angkatan Kelima hingga lenyapnya ide ini.
(*)