Intisari-online.com - Letusan gunung berapi Hunga Tonga-Hunga Ha'apai pada bulan Januari di Samudra Pasifik.
Melepaskan jutaan ton uap air ke atmosfer, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan pada 22 September di jurnal Science.
Letusan tersebut, para peneliti memperkirakan, meningkatkan uap air sekitar 5% di stratosfer, lapisan kedua atmosfer.
Di atas kisaran yang dihirup manusia, dan seringkali sangat kering.
"Ini adalah peristiwa sekali seumur hidup," kata Holger Voemel, penulis utama studi dan ilmuwan di Pusat Penelitian Atmosfer Nasional di Colorado.
Pada bulan Januari, banyak ilmuwan menyebutnya sebagai ledakan "sekali dalam seribu tahun".
Menurut James Garvin, seorang peneliti NASA terkemuka, ledakan gunung berapi Tonga memiliki kekuatan setara dengan 10 megaton.
Ini setara dengan 666 bom atom AS yang dijatuhkan di kota Hirosima di Jepang selama Perang Dunia 2.
Letusan gunung berapi yang besar sering kali "menyejukkan" Bumi.
Sebagian besar letusan gunung berapi mendorong sejumlah besar belerang ke atmosfer.
Belerang memiliki kemampuan untuk menghalangi sinar matahari, menurut Matthew Toohey, peneliti iklim di Universitas Saskatchewan (Kanada).
Letusan gunung berapi Hunga Tonga-Hunga Ha'apai bahkan lebih mengerikan.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR