Advertorial
Intisari-Online.com - Namanya tak asing di telinga orang-orang meski telah dibubarkan puluhan tahun lalu, apa itu PKI?
Ya, setidaknya sekali dalam setahun nama PKI akan muncul menjadi perbincangan masyarakat Indonesia.
Biasanya nama PKI akan diperbincangkan menjelang tanggal 30 September.
Tanggal 30 September menjadi pengingat Bangsa Indonesia mengenai salah satu tragedi kelam dalam sejarah Indonesia itu.
Peristiwa 30 September 1965 atau yang biasa dikenal sebagai G30S memang kerap dikaitkan dengan PKI.
Bahkan, pada masa Orde Baru, PKI disebut sebagai dalang tunggal di balik tragedi itu.
Seiring berjalannya waktu, dilakukan upaya pelurusan sejarah peristiwa tersebut, walau siapa dalang di balik G30S tidak pernah benar-benar terungkap jelas.
Lalu, apa itu PKI?
PKI sendiri merupakan salah satu partai politik yang pernah berjaya di Indonesia.
Partai tersebut pernah menjadi salah satu partai terbesar di Indonesia sebelum akhirnya dibubarkan.
Pembubarannya juga tak lepas dari peristiwa 30 September 1965.
Inilah sejarah PKI, Partai Komunis Indonesia, hingga dibubarkannya.
Sejarah Pembentukan PKI
Hadirnya PKI berawal dari sebuah organisasi bernama Indische Social Democratische Vereniging (ISDV).
ISDV didirikan oleh seorang kaum sosialis Hindia Belanda, Henk Sneevliet pada tahun 1914.
Sneevliet memiliki misi untuk menanamkan paham marxisme-komunisme terhadap perjuangan nasional Indonesia.
Cara yang Sneevliet lakukan yaitu dengan menyebarkan pemahamannya tersebut melalui organisasi buruh kereta api di Semarang.
Sneevliet juga menyebarkan paham komunisme lewat organisasi Sarekat Islam (SI), organisasi besar di Indonesia saat itu.
Sneevliet menyebarkan pemahamannya lewat Semaun, Alimin, Darsono, dan tokoh SI lainnya. Semaun sendiri merupakan salah satu tokoh penting dalam Sarekat Islam (SI).
Dengan Semaun berusaha menanamkan paham komunis di SI, kemudian menimbulkan perpecahan di tubuh organisasi ini.
Perpecahan itulah yang kemudian melahirkan Partai Komunis Indonesia atau PKI, di mana Sarekat Islam terpecah menjadi SI Merah (Komunis) dan SI Putih (Agamis).
Semaun bersama anggota SI Merah dan tokoh komunis kemudian mengadakan Kongres ISDV di Semarang pada Mei 1920.
Hasilnya yaitu nama ISDV diubah menjadi Perserikatan Komunis di Hindia (PKH), yang diketuai oleh Semaun dan Darsono sebagai wakilnya.
Nama PKI atau Partai Komunis Indonesia sendiri digunakan setelah kongres pada tahun 1924.
Hasil dari kongres tersebut adalah adanya perubahan nama dari PKH menjadi PKI (Partai Komunis Indonesia).
Tentang Henk Sneevliet
Henk Sneevliet dikenal sebagai tokoh yang membawa pengaruh komunisme di Indonesia.
Ia datang ke Hindia Belanda pada 1912 setelah terasing di organisasi SDAP di Belanda.
Henk Sneevliet terasing di organisasi tersebut akibat sikapnya yang radikal dan membuat beberapa anggota SDAP menentangnya.
Selain mendirikan ISDV, yang kemudian menjadi cikal bakal PKI, Henk Sneevliet juga tergabung ke dalam serikat buruh kereta api atau Vereeniging Voor Spoor-en Tramwegpersoneel (VSTP) di Surabaya.
Dengan pengalamannya di Belanda, ia kemudian mengubah serikat buruh kereta api yang masih moderat ke arah lebih modern dan agresif.
Aktivitas Sneevliet bersama gerakan komunisme di Indonesia pun membuat pemerintah kolonial Belanda gelisah.
Setelahnya, meski diusir dari Indonesia dan kembali ke Belanda, Sneevliet sibuk dalam gerakan buruh, salah satunya terlibat dalam pemogokan transportasi 1920.
Berakhirnya PKI
Sebelum tragedi 30 September 1965, PKI sendiri pernah terlibat dalam pemberontakan besar Indonesia, yaitu Pemberontakan PKI Madiun.
Untuk menghentikan Pemberontakan PKI Madiun 1948, Kolonel AH Nasution melakukan operasi penumpasan pada 20 September 1948.
Meski begitu, Pemberontakan PKI di Madiun tidak menghentikan dukungan dari sebagian rakyat Indonesia.
Pada 1955, PKI ikut pemilu dan bahkan berakhir menduduki posisi keempat.
Dua tahun berselang, Partai Masyumi, yang merasa tersaingi, menuntut agar PKI dilarang.
Tidak berselang lama, terbentuklah Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) yang ditugaskan untuk menangkap ribuan kader PKI.
Mengetahui peristiwa tersebut, Soekarno, yang mendukung sayap kiri mengeluarkan Undang-undang Darurat.
Pada 1960, Soekarno mencetuskan slogan Nasakom (Nasionalisme, Agama, dan Komunisme).
Lewat Nasakom, PKI pun dilembagakan oleh Soekarno.
Namun, pada akhirnya PKI dibubarkan pada 1965 setelah peristiwa G30S.
Meski Soekarno tidak bersedia untuk membubarkan PKI, namun tuntutan untuk membubarkan PKI terus berdatangan.
PKI pun dibubarkan setelah Soeharto mengambil alih kepemimpinan.
Itulah sejarah lahirnya PKI hingga dibubarkan pada akhir pemerintahan Orde Lama.
Baca Juga: Alasan Film G30S PKI Berhenti Wajib Tayang Tiap Tahun, Ternyata Ini Tokoh di Balik Penghentiannya
(*)