Liu menyerah pada hari kedua. Dalam novel era Ming, seperti “The Zhengde Emperor Roams through Jiangnan”, disebutkan bahwa Zhengde sebagai orang gila karena bodoh dan mudah ditipu.
Pada satu hari, ia menikmati semangkuk bubur nasi yang dia yakini dibuat dari mutiara yang dimasak.
Zhengde menghabiskan waktunya untuk mempelajari bahasa-bahasa eksotis.
Dia menguasai bahasa Tibet, Mongol, dan Juchen.
Zhengde bahkan memberi dirinya sendiri gelar dalam bahasa-bahasa ini.
Ratusan pejabat yang mengkritik perilaku eksentriknya disiksa, dibunuh, atau diturunkan pangkatnya.
Zhengde juga ia senang melakukan perjalanan penyamaran ke seluruh negeri.
Pada satu kesempatan dia hampir ditangkap dalam serangan Mongol.
Kaisar muda menghadapi ajalnya saat kapal pesiarnya terbalik dan membuatnya tenggelam.
Takhtanya digantikan oleh sepupunya, Zhu Houcong, yang memerintah sebagai kaisar Jiajing.
(*)
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR