Menurut penelitian yang diterbitkan di Nature, para peneliti menemukan sisa-sisa kerangka di gua batu kapur di sisi timur Kalimantan bagian Indonesia.
Mereka menemukan kuburan kuno berisi kerangka manusia, yang secara mengejutkan lengkap, kecuali kaki kiri.
Penanggalan radiokarbon dari arang yang ditemukan di lapisan atas, bawah, dan di dalam kuburan, serta analisis uranium dan radiasi di salah satu gigi individu yang terkubur itu, menunjukkan bahwa orang tersebut meninggal antara 31.201 dan 30.714 tahun yang lalu.
Usia individu saat kematian diperkirakan sekitar 19 atau 20 tahun.
Namun, tim arkeolog tidak dapat menentukan jenis kelamin individu itu, tetapi tinggi mereka mirip dengan individu laki-laki yang diketahui pernah hidup di waktu dan tempat itu.
Sepertiga bagian bawah kaki orang tersebut tidak ada, dan tibia serta fibula, tulang di antara lutut dan pergelangan kaki, meninggalkan luka yang bersih.
Tingkat presisi ini menunjukkan bahwa anggota tubuh tidak hilang dalam kecelakaan atau serangan binatang.
Tulang-tulang itu tidak memiliki tanda yang biasanya ditinggalkan karena infeksi, menunjukkan bahwa luka telah dibersihkan dan dilindungi dari kontaminasi.
Ukuran kecil tibia dan fibula kiri bila dibandingkan dengan yang kanan dan penyembuhan tulang, menunjukkan bahwa amputasi terjadi selama masa kanak-kanak dan setidaknya enam sampai sembilan tahun sebelum kematian.
Menurut penulis penelitian Melandri Vlok, seorang arkeolog bio di University of Sydney di Australia, kemungkinan itu terjadi secara tidak sengaja sangat kecil sehingga harus berada dalam semacam lingkungan yang terkendali.
Cecile Buque-Marcon, bio-arkeolog di Institut Nasional Prancis untuk Penelitian Arkeologi Pencegahan di Paris, pada tahun 2007, menggambarkan amputasi anggota tubuh seseorang yang terjadi pada 7.000 tahun yan glalu, saat bukti tertua diketahui dari jenis operasi ini.
Menurutnya, kelangsungan hidup individu di Kalimantan ini menunjukkan kepedulian masyarakat dan keterampilan medis yang dimiliki beberapa orang bahkan sekarang.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR