Intisari-Online.com -Kamaruddin Simanjuntak dan Deolipa Yumara, duo pengacara yang dikenal sangat vokal dalam kasus pembunuhan Brigadir J tiba-tiba 'dipolisikan'.
Keduanya dilaporkan ke kepolisian dengan tuduhan telah menyebarkan berita bohong atau hoaks seputar kasus yang melibatkan Irjen Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.
Laporanterkait keduanya sudah terdaftar di Bareskrim pada 31 Agustus 2022 dengan nomorSTTL/315/VIII/2022/Bareskrim Polri.
Pihak yang melaporkan pengacara Brigadir J dan mantan pengacara Bharada E tersebut adalah Aliansi Advokat Anti Hoax (A3H).
Siapakah mereka sebenarnya?
Seperti diketahui, baik Kamaruddin maupun Deolipa, sama-sama dikenal sebagai sosok yang sangat vokal dalam kasus kematian Brigadir J.
Kamaruddin sendiri sebenarnya memiliki porsi yang sangat besar dalam pengungkapan kebohongan skenario yang disusun Ferdy Sambo CS.
Dirinya yang dengan lantang membongkar keanehan-keanehan yang terlihat pada jasad Brigadir J sesuai dengan laporan dari pihak keluarga Brigadir J.
Hasil otopsi kedua, termasuk tentang 'hilangnya' otak Brigadir J pun pertama kali diungkapkan oleh Kamaruddin.
Sosok Kuat Ma'ruf, sopir Ferdy Sambo yang belakangan juga menjadi tersangka, juga sempat diungkap oleh Kamaruddin, meski pada awalnya disebut 'skuad'.
Bagaimana dengan Deolipa Yumara, publik mungkin sudah mendengar langsung bagaiman vokalnya pengacara nyentrik ini.
Dialah yang pertama mengungkapkan adanya rencana pemberian uang dari Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi kepada Bharada E, Bripka RR, dan Kuat Ma'ruf terkait eksekusi Brigadir J.
Kevokalan Deolipa pun harus berbuntut pahit, secara kontroversial, dirinya dihentikan sebagai pengacara Bharada E.
Namun, meski sudah tidak menjadi bagian "legal" dari kasus kematian Brigadir J, Deolipa tetap vokal menyampaikan temuan atau mungkin pendapatnya.
Terbaru, dan paling membuat gempar, adalah saat dirinya mengungkapkan bahwa Bharada E sempat menaruh curiga adanya hubungan antara Putri Candrawathi dengan Kuat Ma'ruf.
Lebih jauh, Deolipa bahkan berani menyebut bahwa Kuat Ma'ruf dan Putri Candrawathi sempat melakukan hubungan intim.
Namun, hubungan terlarang tersebut kemudian terlihat oleh Brigadir J, yang menurut Deolipa, menjadi pemicu kematian sang ajudan.
Pernyataan-pernyataan inilah yang kemudian, menurutAliansi Advokat Anti Hoax menjadi pemantik mereka untuk melaporkan Kamaruddin dan Deolipa.
"Kita kemarin lapor dalam kapasitas selaku Aliansi Advokat Antihoax yang peduli dengan kondisi masyarakat hukum supaya tertib hukum," kata Ketua Umum Aliansi Advokat Anti Hoax (A3H), Zakirun Chaniago seperti dilansir Bali.Tribunnews.com, Jumat (2/9/2022).
Menurut Zakirun, keduanya menyampaikan berbagai berita hoaks atau palsu terkait kematian Brigadir J.
"Untuk Kamaruddin kan bicara antara lain di beberapa media online dia mengatakan ada sayatan, ada jari-jari hancur, katanya telah ditembak, ada jeratan leher, semacam itu kan sebenarnya tidak sesuai dengan hasil otopsi yang dikeluarkan oleh lembaga berwenang dari forum laboratorium forensik. Itu sudah dibantah langsung," ucap Zakirun.
"Itu kan penggiringan opini semacam ini untuk membangun suatu kebencian kepada pihak keluarga ini. Itu sudah menyerang kepada kepentingan pribadi, personal," lanjut Zakirun.
Sementara terkait Deolipa, Zakirun menyebut pernyataan terkait perselingkuhan Putri Candrawathi, terkait LGBT, dan terkait sosok Ferdy Sambo yang psikopat menjadi alasan.
"Hal-hal yang tidak substansial dari permasalahan yang sebenarnya, apabila dikembangkan dan dibiarkan, seolah-olah itu benar, padahal itu tidak ada dasar sama sekali yang mereka sampaikan. Kita melihat masyarakat ini jadi gaduh, tersedot energi mereka," ungkapnya.
Menurut Zakirun, sepatutnya semua orang memercayakan kasus kematian Brigadir J, bukan malah terbawa opini apalagi berita palsu.
"Kita maunya ya sudah percayakan kepada pihak berwenang dalam pemeriksaan ini, sama-sama kita pantau. Implikasi daripada perbuatan mereka itu jelas pidana, makanya kita laporin. Sebab, kalau tidak dihentikan semacam ini akan terus berkembang," papar Zakirun.
Lalu, siapa sebenarnyaAliansi Advokat Anti Hoax?
Secara "ajaib" Intisari Online tidak menemukan jejak aliansi ini saat memasukan nama mereka di mesin pencari Google tanpa memunculkan kata kunci "Deolipa" atau "Kamaruddin".
Berita-berita dengan kata kunci "Aliansi Advokat Anti Hoax" baru muncul pada hari ini, Jumat (2/9/2022).
Itu pun semuanya terkait dengan laporan mereka terhadap Kamaruddin dan Deolipa.