Intisari-Online.com - Saat ini, China tengah mengembangkan senjata baru yang dampaknya bisa sangat mengerikan bagi manusia.
Baru-baru ini, South China Morning Post (SCMP) mengatakan, peneliti militer China sedang melakukan tes pada peluru hipersonik untuk mempelajari dampaknya pada manusia.
Sebuah tim peneliti dari pusat medis tentara di Chongqing menembakkan peluru baja 5 mm berkecepatan tinggi ke beberapa babi jantan muda yang dibius untuk memahami potensi dampak senjata hipersonik pada tubuh manusia, seperti dilansir The EurAsian Times, Jumat (26/8/2022).
Peluru ditembakkan ke paha setiap babi dengan kecepatan sekitar 4000 meter per detik atau 11 kali kecepatan suara.
Para peneliti menemukan bahwa peluru hipersonik meninggalkan luka besar seperti kawah di daging tetapi tidak menembus kulit dan daging sebagai 'zat padat' seperti tembakan tradisional.
Tembakan tidak langsung membunuh babi. Namun, gelombang kejut dari peluru menyebabkan luka parah di seluruh tubuh, seperti yang dipublikasikan para peneliti di Acta Armamentarii, sebuah jurnal resmi yang dijalankan oleh China Ordnance Society, pada 22 Agustus.
“Kerusakan luas pada banyak organ dapat terlihat pada saat cedera, terutama termasuk patah tulang dan pendarahan di usus, kandung kemih, paru-paru, dan otak,” kata tim yang dipimpin oleh Wang Jianmin dari Department of Weapon Bioeffect Assessment di Pusat Medis Khusus Angkatan Darat di Chongqing.
Menurut hasil otopsi, peluru menembus paha dengan kecepatan 1.000 hingga 3.000 meter per detik. Namun, pada kecepatan 4.000 meter per detik, peluru itu gagal menembus dan meninggalkan rongga luka besar di titik benturan.
Dampak Peluru Hipersonik
Kecepatan moncong sebagian besar senjata lebih rendah dari 1.200 meter per detik – 3 kali kecepatan suara – dan dalam kasus ini, peluru menembus kulit dan daging sebagai zat padat.
Namun, pada kecepatan hipersonik, suhu peluru bisa mendekati titik leleh, dengan peluru dan daging berubah menjadi cair dan gas pada saat benturan.
Oleh karena itu, proses fisik benturan dalam kasus peluru hipersonik perlu digambarkan sebagai mekanika fluida, kata para peneliti.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR