Intisari-online.com - Menurut penelitian hewan hidup yang dilakukan oleh peneliti militer China, peluru hipersonik menyebabkan luka besar, meskipun mereka tidak menembus sepenuhnya melalui kulit seperti peluru biasa.
Surat kabar SCMP pada (25/8) melaporkan bahwa para peneliti dari pusat medis militer di kota Chongqing, Tiongkok barat daya, menembakkan peluru bola baja 5mm (bentuk lingkaran).
Dengan kecepatan tinggi ke para babi yang disuntik dengan obat penenang.
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengevaluasi efek potensial senjata hipersonik pada organisme hidup.
Proyektil dalam percobaan Chongqing ditembakkan ke paha masing-masing babi dengan kecepatan 4.000 m/s, lebih dari 11 kali kecepatan suara (343 m/s).
Tembakan itu tidak langsung membunuh babi, tetapi gelombang kejut dari peluru menyebabkan luka parah di seluruh tubuh babi, menurut transkrip eksperimen, yang diterbitkan oleh para peneliti di majalah jurnal Acta Armamentarii (China) pada (22/8).
"Lesi besar muncul di banyak bagian tubuh babi setelah terkena peluru sonik, terutama termasuk patah tulang dan pendarahan di usus, kandung kemih, paru-paru dan otak," kata peneliti di Pusat Medis Militer Khusus di Chongqing.
Babi mati sekitar 6 jam setelah percobaan.
Hasil otopsi menunjukkan peluru menembus paha dengan kecepatan 1.000 - 3.000 m/s.
"Namun pada kecepatan 4.000 m/s, peluru tidak menembus paha belakang. Luka besar terbentuk pada titik kontak peluru dengan tubuh babi," kata Wang Jianmin, yang memimpin tim peneliti.
Kebanyakan senjata memiliki kecepatan moncong (kecepatan hulu ledak saat keluar dari laras) kurang dari 1.200 m/s, atau tiga kali kecepatan suara.
Source | : | 24h.com.vn |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR