Intisari-Online.com - Perang Rusia dan Ukraina telah membuat NATO waspada selama beberapa bulan terakhir.
Namun baru-baru ini,NATO mengeluarkan peringatan tentang 'ancaman berbahaya'.
Apakah peringatan itu terkait perang Rusia dan Ukraina?
Dilansir dariexpress.co.uk pada Kamis (25/8/2022),Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg telah memperingatkan bahwa Rusia dapat meningkatkan aktivitas militer dan melimpahkan konflik ke sekutu NATO.
Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Kay Burley dari Sky News, Sekretaris Jenderal Stoltenberg menegaskan sekutu NATO "bukan bagian dari konflik."
Aliansi ini memang meningkatkan kehadiran militernya di sekitar Ukraina untuk mengirim "pesan yang sangat jelas" kepada Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa jika sekutu NATO diserang, NATO akan merespons.
"Kenyataan yang brutal adalah bahwa dihadapkan dengan pembangunan militer Rusia, keinginan untuk menggunakan kekuatan melawan tetangga, ada kebutuhan untuk berinvestasi lebih banyak dalam pertahanan"," ucapStoltenberg.
"Ketika kita hidup di dunia yang lebih berbahaya."
"Ketika kita melihat tindakan agresif Presiden Putin terhadap negara-negara damai yang berdaulat di Eropa dan Ukraina dan semua ancaman dan retorika terhadap sekutu NATO, maka kita perlu berinvestasi lebih banyak."
“Dan itulah yang dilakukan sekutu NATO."
"Tetapi kita perlu berbuat lebih banyak bersama-sama dan kita perlu memastikan bahwa negara kita di masa depan",jelasStoltenberg.
Ketika ditanya tentang apakah sekutu NATO harus berkomitmen untuk lebih banyak pengeluaran pertahanan, Sekretaris Jenderal NATO menekankan kontribusi minimum NATO adalah dua persen dari PDB.
"Fokus saya sekarang adalah memastikan bahwa semua sekutu NATO kami memenuhi pedoman itu," tegasStoltenberg.
"Kabar baiknya adalah semakin banyak sekutu menghabiskan 2% lebih banyak untuk pertahanan dan mereka yang belum mencapai 2% memiliki rencana yang jelas untuk mencapai dua persen."
Ketika ditanya soalkemungkinan penyebaran radiasi ke seluruh Eropa jika kecelakaan nuklir terjadi di pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia, Stoltenberg berkata hal itusangat berbahaya.
Dan hal itudapat mempengaruhi orang-orang di negara-negara sekutu NATO.
"Tapi itu hal yang berbeda dari serangan terhadap negara sekutu NATO," kata Stoltenberg.
Peringatan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg datang ketika pasukan Rusia dapat mengintensifkan serangan di Ukraina, termasuk di ibu kota Kyiv, tepatnya pada Hari Kemerdekaan Ukraina.