“Ada cacarnya di muka, telapak tangan, kaki, dan sebagian alat genitalia (atau organ seksual),” ucapnya.
Menurut Syahril, temuan kasus tersebut berawal dari petugas kesehatan di rumah sakit yang merawat pasien, yang kemudian melakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan pemeriksaan polymerase chain reaction atau PCR.
Dalam hitungan dua hari, PCR dilakukan dan diumumkan positif terkonfirmasi.
Namun, kondisi pasien yang terkonfirmasi cacar monyet tersebut kini sudah dalam kondisi yang baik dan hanya memiliki gejala ringan.
Pasien hanya perlu melakukan isolasi mandiri di rumah saja.
Menkes: jangan khawatir!
Menanggapi kejadian terkonfirmasinya pasien cacar monyet di DKI Jakarta, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikit mengungkapkan bahwa fatalitas atau tingkat kematian akibat infeksi virus cacar monyet atau monkeypox, sangat rendah.
Budi Gunadi menyebutkan bahwa dari 35.000 kasus cacar monyet di dunia yang dicatat WHO, hanya 12 orang yang meninggal.
“Fatalitasnya sangat rendah. Meninggalnya bukan karena virusnya, karena di kulit enggak bisa bikin meninggal. Biasanya meninggal karena secondary infection,” kata Budi Gunadi dalam konferensi pers Health Working Group (HWG) ke-3 secara virsual, Senin (22/8/2022).
Menurut Budi, infeksi kedua yang dia maksudkan adalah infeksi bakteri di paru-paru, yang mungkin terjadi karena penderita menggaruk bagian cacar yang bernanah.
Apalagi bila penderita tidak menjaga kebersihan, lalu memasukkan tangan ke mulut.
“Garuk-garuk segala macam, masuk ke tenggorokan. Kemudian kena infeksi bakteri di paru. Infeksinya biasanya pneumonia atau nantinya infeksi masuk ke infeksi meningitis di otak oleh bakteri. Tapi meninggalnya bukan gara-gara infeksi di kulit,” kata Budi.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR