Akan tetapi, pada tahun 1961, Inggris merencanakan pembentukan Negara Federasi Malaysia yang bergabung dengan aliansi Tanah Melayu, Singapura, Sarawak dan Brunei.
Namun, rencana tersebut ditentang oleh Soekarno.
Presiden Indonesia itu menganggap pembentukan Negara Federasi Malaysia sebagai proyek neokolonialisme Inggris.
Soekarno khawatir wilayah Malaya akan menjadi pangkalan militer Barat di Asia Tenggara. Pangkalan itu, kata Bung Karno, bisa mengganggu stabilitas di kawasan Asia Tenggara.
Presiden Soekarno, khawatir ini hanyalah akal-akalan Inggris untuk melawan Indonesia.
Namun, sikap si Bung inijustru didukung oleh Filipina, yang tidak setuju dengan keberadaan Malaysia.
Penolakan Bung Karno ini sontak membuat marah pemuda Malaysia, mereka sampai melempari KBRI Kuala Lumpur.
Malaysia juga memutuskan hubungan diplomatik dengan Indonesia pada 17 Sepetmber 1963.
Indonesia juga membalasnya, dengan mengakhiri hubungan dagangnya dengan Malaysia, pada 23 September 1963.
Situasi makin memanas, setelah Bung Karno dilecehkan dengan demonstran Malaysia yang menginjak-injak dan merobek fotonya di depan KBRI Malaysia.
Bahkan sempat mengirim pasukan militer ke daerah perbatasan Malaysia.
Namun, sayangnya situasi ini mereda akibat insiden G 30 S PKI, dan kudeta terhadap Soekarno.
Cerita ini sekaligus menjadi akhir hubungan Indonesia-Malaysia yang memanas, kemdian mereda pasa masa pemerintahan Presiden Soeharto.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR