Intisari-online.com - Menurut data terbaru yang dimuat dari Kemnterian Keuangan Indonesia (Kemenkeu), posisi utang Indonesia hingga Juli 2022, Rp7.163 triliun.
Jumah tersebut setara dengan 37,91% dari produk domestik bruto (PDB).
Namun dikatakan bahwa rasio utang tersebut turun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 39,56%.
Meski demikian, Presiden Jokowi sudah memberikan peringatakan akan kebutuhan Indonesia di masa depan.
Seperti dikutip dari Reuters, Selasa (16/8), Presiden Jokowi menganggarkan Rp3,041,7 triliun (206 miliar dollar AS) anggaran untuk tahun 2023.
Dia juga mengingatkan bangsa untuk tetap berhati-hati di tengah ketidakpastian global.
Dia mengatakan di pertemuan parlemen, "Di masa depan, kita harus terus menjaga kehati-hatian dan kewaspadaan kita."
"Risiko dari turbulensi ekonomi global tetap tinggi," tambahnya, merujuk pada bagaimana perang Rusia-Ukraina dan ketegangan geopolitik telah mengakibatkan gangguan rantai pasokan.
Jokowi juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun depan akan berada di kisaran 5,3 persen karena negara telah berhasil mengatasi pandemi Covid-19.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia naik 5,44 persen tahun-ke-tahun pada kuartal kedua. Itu adalah tingkat pertumbuhan tercepat dalam setahun.
Anggaran 2023 lebih besar dari anggaran tahun ini yang sebesar Rp 3.106 triliun. Anggaran tahun ini telah disesuaikan naik dari angka semula Rp 2.714 triliun.
Hingga bulan lalu, pemerintah memperkirakan defisit anggaran tahun ini sebesar 3,92 persen dari PDB.
Source | : | Reuters |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR