Utang Indonesia Saja Masih Tembus Rp7.163 Triliun, Presiden Jokowi Sudah Ancang-Ancang Siapkan Dana Rp3.041 Triliun Untuk Tahun 2023 Gara-Gara Perang Rusia-Ukraina, Ternyata Untuk Hal Ini

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Presiden Jokowi - Ini sikap Indonesia terkait invasi Rusia ke Ukraina.
Presiden Jokowi - Ini sikap Indonesia terkait invasi Rusia ke Ukraina.

Intisari-online.com - Menurut data terbaru yang dimuat dari Kemnterian Keuangan Indonesia (Kemenkeu), posisi utang Indonesia hingga Juli 2022, Rp7.163 triliun.

Jumah tersebut setara dengan37,91% dari produk domestik bruto (PDB).

Namun dikatakan bahwa rasio utang tersebut turun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 39,56%.

Meski demikian, Presiden Jokowi sudah memberikan peringatakan akan kebutuhan Indonesia di masa depan.

Seperti dikutip dari Reuters,Selasa (16/8), Presiden Jokowimenganggarkan Rp3,041,7 triliun (206 miliar dollar AS) anggaran untuk tahun 2023.

Dia juga mengingatkan bangsa untuk tetap berhati-hati di tengah ketidakpastian global.

Dia mengatakan di pertemuan parlemen, "Di masa depan, kita harus terus menjaga kehati-hatian dan kewaspadaan kita."

"Risiko dari turbulensi ekonomi global tetap tinggi," tambahnya, merujuk pada bagaimana perang Rusia-Ukraina dan ketegangan geopolitik telah mengakibatkan gangguan rantai pasokan.

Jokowi juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun depan akan berada di kisaran 5,3 persen karena negara telah berhasil mengatasi pandemi Covid-19.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia naik 5,44 persen tahun-ke-tahun pada kuartal kedua. Itu adalah tingkat pertumbuhan tercepat dalam setahun.

Anggaran 2023 lebih besar dari anggaran tahun ini yang sebesar Rp 3.106 triliun. Anggaran tahun ini telah disesuaikan naik dari angka semula Rp 2.714 triliun.

Hingga bulan lalu, pemerintah memperkirakan defisit anggaran tahun ini sebesar 3,92 persen dari PDB.

Baca Juga: 10 Peninggalan Kerajaan Budha di Indonesia yang Harus Anda Ketahui

Jokowi mengatakan bahwa defisit anggaran tahun depan akan maksimal 3 persen agar berkelanjutan secara finansial bagi Indonesia.

Dia mengatakan bahwa targetnya sekitar 2,8 persen.

Anggaran 2023 itu terdiri dari belanja pemerintah pusat Rp 2.230 triliun dan belanja pemerintah daerah Rp 811,7 triliun.

Beberapa prioritas utama antara lain sektor kesehatan yang akan mendapatkan Rp 169,8 triliun dan sektor perlindungan sosial yang akan mendapatkan Rp 479,1 triliun.

Untuk meningkatkan sumber daya manusia, Jokowi, begitu presiden disapa, ingin menyisihkan Rp 608,3 triliun untuk pendidikan.

"Kita harus bisa memanfaatkan bonus demografi dan siap menghadapi disrupsi teknologi,” kata Jokowi.

Pembangunan infrastruktur juga tetap menjadi prioritas tahun depan dan dialokasikan untuk ini sebesar Rp 392 triliun.

Jokowi memperkirakan tingkat inflasi tahun depan sekitar 3,3 persen. Saat ini berdiri di sekitar 4,9 persen.

Dia juga memperkirakan tingkat pengangguran tahun depan antara 5,3 persen hingga 6 persen, dan tingkat kemiskinan antara 7,5 persen hingga 8,5 persen.

Sebelumnya pada hari Selasa, Jokowi mengatakan dalam Pidato Kenegaraan tahunannya bahwa Indonesia telah berhasil mengendalikan pandemi Covid-19 sambil menumbuhkan ekonominya.

Ia menambahkan, Indonesia telah berhasil menjalankan kepemimpinan global di tengah ketegangan geopolitik.

Artikel Terkait