Hasilnya akan sangat menghancurkan bagi negara-negara yang bergantung pada impor pangan untuk bertahan hidup.
"Data memberitahu kita satu hal: Kita harus mencegah perang nuklir terjadi," kata profesor ilmu iklim dan rekan penulis studi Alan Robock.
Sementara memusnahkan umat manusia sepenuhnya akan membutuhkan persenjataan seukuran negara adidaya, seperti Rusia dan AS.
Bahkan pertukaran nuklir antara negara-negara yang tidak terlalu bersenjata, seperti India dan Pakistan, akan membuat wilayah pertanian utama tidak dapat digunakan selama bertahun-tahun, memicu krisis pengungsi besar, yang, di samping itu.
Untuk efek musim dingin nuklir, bisa membuat sebanyak 2 miliar orang kelaparan, ungkap para peneliti.
Hasil seperti itu akan mewakili 'hanya' penurunan global 7% dalam hasil panen, tetapi masih jauh lebih buruk daripada gangguan apa pun terhadap pasokan pangan dunia yang pernah dimodelkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Efek pendinginan abu yang memasuki atmosfer bumi sebelumnya telah tercatat setelah letusan gunung berapi besar seperti Gunung Tambora di Indonesia pada tahun 1815 dan Laki di Islandia pada tahun 1783, yang keduanya mengakibatkan kelaparan dan pergolakan politik.
Memang, para pendukung perubahan iklim sebenarnya telah mengusulkan menggunakan taktik seperti itu untuk mendinginkan planet secara artifisial.
Eksperimen oleh para ilmuwan Universitas Harvard saat ini sedang menguji apakah penyuntikan kalsium karbonat ke atmosfer dapat memantulkan cukup banyak sinar matahari dari bumi untuk mendinginkan planet ini.
Hal ini mengkhawatirkan para ahli yang memperingatkan bahwa mengisi atmosfer dengan materi partikulat mungkin memiliki hasil yang tidak terduga.
Lalu kemungkinan besar akan melontarkan Bumi ke dalam ketidakstabilan klimatologis lebih lanjut seperti untuk memecahkan masalah pemanasan global.
Source | : | RT |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR