Advertorial
Intisari-Online.com -Mantan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri Irjen Ferdy Sambo mengakui memberikan informasi tak benar atas peristiwa tewasnya Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.
Atas hal tersebut, Sambo pun menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia dan institusi Polri karena tidak jujur.
Namun, pada tahun 2005 gempar berita kasus yang lebih mengerikan daripada pembunuhan yang dilakukan Ferdy Sambo, yakni pelakunya merupakananggota Kepolisian Polda Jambi yang saat itu masih aktif bertugas.
Iptu Muhamad Gribaldi Handayani pada waktu itu melakukan pembunuhan berantai terhadap 7 orang, termasuk istri mudanya sendiri dalam kurun waktu 6 tahun.
Hilangnya istri muda Gribaldi ini diketahui sejak bulan Agustus 2004 setelah menikah dengan Gribaldi sebagai istri kedua.
Menurut pengakuan Gribaldi, istrinya itupergi ke Jakarta untuk mengikuti kursus kecantikan.
Gribaldi awalnyamenyangkal semua tuduhan, terlebih ia adalah seorang anggota kepolisian.
Namun saat dilakukan penyelidikan, polisi berhasil mengumpulkan banyak sekali bukti yang mengarah padanya.
Hasil pemeriksaan Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Pekanbaru, Iptu Gribaldi dinyatakan normal.
Diperlukanempat Polda untuk mengungkap kasus ini, yakniPolda Jambi, Riau, Sumatera Selatan hingga Sumatera Utara.
Dari 7 korban perbuatan biadab Gribaldi ini jenazah Yeni Farida yang dibunuh di wilayah Minas, Bengkalis-Riau belum juga ditemukan.
Gribaldi yang sempat menjabat Kepala Urusan Informasi Kriminal Telematika Polda Jambi tidak mengingat secara pasti di mana Yeni dibunuhnya.
Gribaldi tidak mengingati lokasi pembunuhan Yeni bukan tanpa alasan.
Itu merupakan strateginya agar dianggap gila.
Para korban sudah kenal baik dengan tersangka dan saat hendak dibunuh tidak ada yang melakukan perlawanan.
Korbannya juga ada yang meninggal dengan dibakar.
Ngadimin merupakan salah satu korbannya yang dibunuh dengan caraditembak dan di bakar, Gribaldi kesal lantaran Ngadimin menagih janjinya untukmemasukkan beberapa orang untuk menjadi Polisi.
Selain itu, ada Listi Kartika Baiduri yang berurusandengan Gribaldi ketika ia berjanji menguruskan adiknya untuk menjadi PNS.
Ketika ia menagih janjinya, Gribaldi menjadi kesal dan pada suatu malam menghabisinya dengan menembak dan membakarnya dengan menyiram bensin.
(*)