JDBF 2022: Mempopulerkan Dayung Lewat Festival Perahu Naga

Agus Surono

Editor

Sebagian peserta lomba dayung perahu naga di JDBF 2022.
Sebagian peserta lomba dayung perahu naga di JDBF 2022.

Intisari-online.com – Meski dikelilingi air dan banyak sungai atau danau di sekitar kita, namun olahraga dayung belum sepopuler olahraga lain. Begitu kira-kira alasan di balik penyelenggaraan Jakarta Dragon Boat Festival (JDBF) 2022 di Beach City Entertainment Center, Ancol. Tahun ini merupakan tahun ke-4 penyelenggaraan JDFB.

Dipilihnya perahu naga untuk mempopulerkan dayung, seperti dikatakan WS Wirjawan, Pengurus Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) DKI Jakarta, karena jenis ini sudah dikenal masyarakat dan ada nilai pertunjukkannya. Olahraga ini juga mengandalkan kekompakan peserta. Jadi bukan olahraga individu.

Sesuai namanya, para peserta mendayung perahu berbentuk kepala dan ekor naga di kedua sisinya. Ada dua jenis ukuran perahu naga, yakni sembilan meter untuk 10 pendayung dan 12 meter untuk 20 pendayung. Masing-masing ditambah penabuh drum di depan untuk mengatur ritme dan strategi mendayung serta pengatur arah perahu di belakang.

Baca Juga: Janjikan Hadiah Total Ratusan Juta Rupiah, Jakarta Dragon Boat Festival ke-4 2022 Siap Sajikan Keseruan

Baca Juga: John Beeden, Pendayung 53 Tahun yang Membutuhkan Waktu 209 Hari untuk Memecahkan Rekor Dunia

“Untuk JDBF dipakai yang ukuran sembilan meter. Jadi setiap tim terdiri atas 12 peserta,” kata WS Wirjawan sambil menambahkan untuk tahun ini ada 55 tim dengan 800 peserta. Ada lima kategori, yakni umum, putera, puteri, campuran, dan undangan pelajar. Ke-55 tim itu akan memperebutkan hadiah total Rp 135 juta.

Siang itu, di pantai Beach City Entertainment Center berdiri puluhan tenda untuk ke-55 tim dan juga tenda sponsor dan komisi kontrol. Pagi hari babak penyisihan, dan siang hari sekitar pukul 14.00 babak final.

Soal tempat, ketua pelaksana JDBF 2022 Qurrotul A'Yun, diakui masih kurang ideal. Panjang lintasan masih kurang sehingga dalam kejuaraan kali ini hanya mempertandingkan nomor 250 m.

Ada kategori puteri dalam JDBF 2022 kali ini.
Ada kategori puteri dalam JDBF 2022 kali ini.

Jakarta sendiri dinilai WS Wirjawan kurang memiliki banyak tempat untuk latihan mendayung. “Paling BKT (Banjir Kanal Timur – Red.). Bahkan ada yang sampai ke Marunda. Itu tempat kan kurang bagus sebenarnya,” katanya.

Akan tetapi, melihat antusiasme peserta, Wirjawan optimis olahraga mendayung akan semakin populer. Memang, untuk peralatan mahal. Apalagi kelas individu. Untuk kejuaraan kali ini, panitia menyediakan fasilitas berlatih dengan biaya murah. “Jatuh-jatuhnya sekitar lima puluh ribu per orang, untuk lima kali latihan,” kata A’Yun.

Baca Juga: Dari Nyai Dasima Hingga Mariam Si Manis dari Jembatan Ancol, Inilah Kisah Pilu para Nyai, Cinta Gelap Para Meneer VOC dengan Para Wanita Pribumi

Baca Juga: Olahraga Memang Bermanfaat untuk Kesehatan, Tapi Ada Hal-hal yang Bisa Merusak Manfaatnya

Meski masih didominasi pesera pria, namun peserta wanita pun mulai banyak. Wirjawan mengapresiasi soal ini. “Bayangkan saja, panas-panas, di udara terbuka lagi.”

Selain mencari bibit-bibit atlet dayung dan mempopulerkan olahraga dayung di Indonesia, JDBF juga menjadi ajang untuk mendukung inklusivitas dan menjunjung tinggi nilai keberagaman, persatuan, dan tentu sportivitas. Pada JDBF kali ini juga diselenggarakan bazar, games, pertunjukan budaya, serta musik.

Kegiatan ini juga menerapkan standar keselamatan dan protokol kesehatan secara ketat. Demi menjaga lingkungan, penggunaan plastik diminimalkan. Kardus tempat minuman sponsor, misalnya, terbuat dari plastik yang bisa didaur-ulang.

Artikel Terkait