"Tetapi kami tidak akan mengesampingkan penggunaan kekuatan, dan kami memiliki pilihan untuk melakukan semua itu. semua tindakan yang diperlukan," imbuhnya.
"Ini untuk mencegah campur tangan luar dan setiap kegiatan pemisahan diri. Penggunaan kekuatan akan menjadi pilihan terakhir yang diambil jika diperlukan," kata buku putih itu.
Selain itu, buku putih Beijing juga mengutuk beberapa "kekuatan di AS" yang mencoba menggunakan Taiwan sebagai pion untuk berurusan dengan China.
Pengendalian akan menyebabkan eskalasi ketegangan di Selat Taiwan, mengganggu hubungan AS-China, dan membahayakan kepentingan Washington.
Pada hari yang sama, Dewan Urusan Daratan Taiwan mengatakan "sangat menentang" buku putih yang diterbitkan oleh China.
Buku putih pertama Beijing tentang Taiwan diterbitkan pada tahun 1993, setelah kedua belah pihak mencapai konsensus pada tahun 1992, dan yang kedua pada tahun 2000, setelah Makau secara resmi kembali ke China.
Buku putih ini muncul pada saat ketegangan yang meningkat antara China dan Taiwan menyusul kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke pulau itu awal bulan ini.
Menanggapi kunjungan tersebut, militer China melakukan latihan empat hari (dari 4 hingga 7 Agustus) di sekitar Taiwan.
Namun, setelah hari terakhir latihan sesuai rencana di atas berakhir, China kembali mengumumkan kelanjutan latihan tersebut.
Source | : | South China Morning Post |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR