Penulis
Intisari-Online.com - Taiwan selalu mengatakan bahwa merekamemiliki pemerintahan sendiri.
Meskipun begitu, China menganggap Taiwan sebagaisebagai provinsi yang memisahkan diri yang pada akhirnya akan bersatu lagi.
Itulah alasan ketegangan antara China dan Taiwan dalam beberapa tahun terakhir.
Namun kiniketegangan antara China dan Taiwan meningkat ketika Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi yang berasal dari Partai Demokrat berkunjung ke Taipei, Taiwan.
Sikap AS itu lantasmendorong serangkaian latihan militer dariChina, yang sekarang dikatakan telah selesai.
Menteri Luar Negeri China Wang Yi bersikeras bahwa Nancy Pelosi melanggar kedaulatan China dengan kedok apa yang disebut demokrasi.
Ketika ketegangan terus meningkat, para pejabat telah memperingatkan Presiden China Xi Jinping dapat berencana untuk 'mengambil' Taiwan lebih cepat daripada yangdiprediksi orang-orang.
Sumber-sumber diplomatik mengatakan kepada Telegraph bahwaChina dapat meluncurkan "serangan 48 jam secepat kilat" terhadapTaiwan.
Dilansir dariexpress.co.uk pada Senin (8/8/2022),strategi yang dilakukan China itu dipilih setelah mereka belajar dari"operasi militer khusus" di Ukraina.
Di mana Barat membutuhkan waktu setidaknya dua hari untuk merespons dan periode ini menawarkan "waktu penting" yang bisa mengubah hasil akhirnya.
Kepala Eksekutif Hong Kong Watch dan Co-Founder Benedict Rogers bersikeras bahwa Barat harus mengambil tindakan untuk mencegah China mengambil tindakan ini.
Dia menulis dalam sebuah posting di Twitter: “Kita tidak boleh membiarkan ini terjadi."
“Kita harus siap. Kita harus membela Taiwan.”
Di sisi lain, ada keraguan apakah AS bisa membantu Taiwan menghadapi China.
Sebabdengan sanksi berat terhadap Rusia, beberapa negara Barat termasuk AS telah mengalami kerugian.
Belum lagi fakta ribuan miliar dollar uang dan senjata yang telahdikirim ke Ukraina dalam bentuk dukungan.
Jadi, banyak orang yang bertanyabagaimana dukungan yang dapat AS berikan pada Taiwan.
Sebab beberapa ahli mengatakan, memberikan sanksi kepada China akan lebih merugikan Baray daripada merugikan China sendiri.
“Jika sanksi barat ke China seperti yang mereka lakukan dengan Rusia, kita akan melihat kekacauan keuangan dari skala yang lebih besar," ucapKonsultan bisnis Mike Cosgrove.
Ini karena China adalah salah satu adidaya di dunia dan banyak negara yang bergantung pada produk China.