Intisari-Online.com - Takdir hidup Richard L. Yuengling seakan sudah digariskan oleh keluarganya. Ibarat pepatah, Richard adalah jauh yang jatuh tak jauh dari pohonnya. Maklum, pria yang sering disapa Dick ini adalah putra dari Frederick Yuengling sekaligus cucu David Yuengling. Dia adalah pewaris tahta perusahaan bir tertua di Amerika Serikat, DG Yuengling & Son.
Garis keluarga Yuengling identik dengan perusahaan bir tersohor di Amerika Serikat (AS).
David Yuenling adalah pendiri DG Yuengling & Son yang berdiri pada tahun 1829. DG Yuengling & Son merupakan perusahaan bir tertua di AS. Dick sejak kecil sudah bergelimang harta. Maklum, sebagai generasi kelima dari DG Yuengling & Son, Dick adalah pewaris kerajaan bisnis bir DG Yuengling & Son.
Posisi Dick yang “nyaman” tidak lantas menjadikannya berpangku tangan. Dick harus bekerja keras mempertahankan bisnis DG Yuengling & Son tetap berkibar. Maklum, persaingan di industri bir AS sangat ketat. Dick bergabung pada perusahaan nenek moyangnya pada tahun 1963. Kala itu, sang ayah, Frederick Yuengling, meninggal dunia.
IsisuratwasiatFrederickadalah, kedua anaknya yakni Dick dan F. Dohrman Yuengling meneruskan perjalanan bisnis keluarga. Ini bukan pekerjaan mudah. Kala itu, sejumlah produsen bir lain semisal Budweiser, Coors and Millerm, mulai menenggelamkan popularitas Lager, bir pabrikan Yuengling. Saat Dick remaja, pekerja pabrik Yuengling bahkan meyakini pabrik bakal tutup buku.
Prediksi pasar bahwa riwayat DG Yuengling & Son bakal kiamat meleset total. Saat ini, bir DG Yuengling & Son malah tetap populer di kalangan pecinta bir AS. “Orang tetap menyukai produk kami karena rasa bir kami original dan berkarakter," ujar Dick kepada Bloomberg.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR