Pendirian Kuil di bawah Daud dan Salomo (sekitar 1000 SM) menandai perkembangan besar dalam agama Israel.
Kuil ini dimaksudkan sebagai titik fokus resmi untuk agama Israel menggantikan tempat-tempat suci keluarga dan tempat-tempat pemujaan pada masa-masa sebelumnya.
Ia berfungsi sebagai tempat utama untuk pengorbanan, ibadah, dan ziarah umum.
Mungkin yang paling penting, Kuil berfungsi sebagai simbol kehadiran YHWH di antara orang Israel, dan dengan perluasan, perlindungan ilahi.
Meskipun ada upaya untuk memusatkan kultus Israel ini, bukti alkitabiah dan arkeologis menunjukkan bahwa situs kultus tradisional dan kuil keluarga terus ada di seluruh monarki (c. 1000-587 SM).
Para nabi alkitabiah memainkan peran khusus dalam agama Israel. Mereka dengan keras mengutuk pengkhianatan agama, termasuk menyembah dewa-dewa asing.
Mereka juga sangat vokal dalam intoleransi mereka terhadap ketidakadilan sosial, terutama penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan oleh para elit Israel.
Nabi Yesaya abad kedelapan SM, bahkan lebih jauh menyatakan bahwa praktik keagamaan, termasuk pengorbanan dan perayaan festival, tidak ada artinya selama ketidakadilan sosial tetap ada.
Pengasingan Babel
Pengasingan Babel memiliki dampak serius pada agama Israel.
Bait Suci dihancurkan, dinasti "kekal" Daud terputus, dan orang-orangnya diusir dari tanah yang telah YHWH berikan.
Tidak banyak yang diketahui tentang kehidupan keagamaan selama pengasingan kecuali bahwa hari-hari khidmat ditetapkan untuk meratapi hilangnya institusi Israel.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR