Kegilaan Raja Shaka Zulu: Tiap Kali Gundik-gundiknya Hamil, 'Napoleon Afrika' Ini Tak Ragu Lakukan Hal Mirip Firaun di Zaman Musa

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma (kiri) dan Goodwill Zwelithini (kanan) di depan patung Shaka Zulu
Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma (kiri) dan Goodwill Zwelithini (kanan) di depan patung Shaka Zulu

Intisari-Online.com-RajaShaka Zulu hidup sezaman kaisar Prancis, Napoleon, dan bahkan ada yang menjulukinya sebagai 'Napoleon Afrika'.

Meski begitu, terlepas dari reputasi mereka sebagai pemimpin militer yang hebat, Shaka jauh lebih diingat sebagai orang gila yang kejam dan haus darah.

Konon kekejaman yang diperbuatnya itu dilakukan karena Shaka adalah seorang anak haram.

Sebagai seorang anak haram, Shaka pernah disuruh untuk menggiring anjing guna menjaga domba-domba merumput.

Namun Shaka muda malah menyuruh seekor anjing untuk membunuh salah satu domba.

Itu membuat ayahnya marah dan mengusir Shaka dan ibunya ke pondok desa tradisional Afrika.

(Ilustrasi)  Raja Shaka Zulu, Tega Lakukan Hal Kejam terhadap Gundik
(Ilustrasi) Raja Shaka Zulu, Tega Lakukan Hal Kejam terhadap Gundik

Selama beberapa tahun berikutnya, Shaka dan ibunya mengembara dan pada 1803 mereka menemukan perlindungan dari hegemoni Mthethwa.

Tahta Mthethwa diduduki olehRajaDingiswayo dan di bawah raja ini nasib Shaka mulai membaik.

Shaka Menjadi Pendekar

Pada usia 16 tahun, Shaka menjadi anak gembala raja karena kecerdasan, keberanian, dan inovasinya.

Persaingan sengit antara penggembala ternak di wilayah tersebut juga menimbulkan konflik.

Dingiswayo mempersiapkan ini dengan mengorganisir para pemuda ke dalam resimen berdasarkan kelompok usia mereka.

Shaka segera direkrut sebagai seorang prajurit, dan resimennya dikenal sebagai Izi-cwe ('Bushmen').

Shaka diperlengkapi dengan perisai oval dan tiga tombak.

Pertempuran antara suku-suku biasanya diawali dengan dua orang yang saling berdiri berhadap-hadapan pada jarak 35 hingga 45 meter.

Kemudian masing-masing pihak akan melemparkan tombak ke arah musuh.

Pertempuran berakhir ketika salah satu dari mereka melarikan diri, atau jika dikejar mereka akan meletakkan senjatanya dan menyerah kalah.

Menjadi Kejam

Selama bertahun-tahun, Shaka mengalahkan para pemimpin lainnya, dan memperbesar wilayah yang dikendalikan oleh Zulu.

Shaka juga menjadi semakin brutal dan gila.

Misalnya, ia akan menyuruh para pejuangnya dipukuli sampai mati karena lemah dan pengecut.

Lebih jauh lagi, dia tidak mengambil istri sah karena paranoid ahli waris tahta akan berencana untuk melawannya.

Bahkan jika seorang gundiknya hamil, dia akan dieksekusi.

Mirip seperti firaun di zaman Musa yang menghendaki setiap bayi laki-laki yang lahir untuk dihabisi.

Meskipun kisah kebrutalan dan kegilaan Shaka terkenal hari ini, namun tidak jelas seberapa jauh kebenaran kisah ini.

Namun dikarenakan banyak sumber berasal dari pendongeng Zulu yang bias dari era kolonial, mungkin saja kebrutalannya dibesar-besarkan.

Baca Juga: Kisah di Balik Tingginya Tembok Harem Kesultanan Mughal: Kaisar Jahangir sang 'Penakluk Dunia' Punya 1.000 Gundik dan 'Bertingkah Bak Ayam Jago Berkokok di Atas Segalanya'

(*)

Artikel Terkait