Negara-Negara Miskin Kena Imbasnya Termasuk Sri Lanka Sampai Bangkrut, Pejabat Sri Lanka Ini Blak-Blakan Sebut Rusia Kebal Sanksi Barat, Malah Negara Kecil yang Kena Dampaknya, Kok Bisa?

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Ilustrasi krisis Sri Lanka.
Ilustrasi krisis Sri Lanka.

Intisari-online.com - Penjabat Presiden dan Perdana Menteri Sri Lanka, Ranil Wickremesinghe, mengatakan.

Bahwa sanksi Barat tidak dapat "menjatuhkan" Rusia, sementara negara-negara miskin paling menderita.

"Apakah ada yang berpikir bahwa sanksi terhadap Rusia akan membantu? Mereka hanya mendorong harga naik," katanya.

"Mari kita lihat sanksi yang dijatuhkan Barat terhadap Rusia dan bertanya-tanya apakah itu perlu," imbuhnya.

"Mereka tidak dapat mengalahkan Rusia, tetapi mereka membuat negara-negara miskin sengsara," saluran Doordarshan (India) mengutip kata Wickremesinghe.

Wickremesinghe mengatakan bahwa Sri Lanka adalah salah satu negara yang paling terpengaruh oleh sanksi Barat yang dijatuhkan kepada Rusia.

Cadangan mata uang asing negara kepulauan Asia Selatan itu sekarang hampir nol, sementara harga pangan dan bahan bakar dunia melonjak.

"Krisis saat ini sebagian disebabkan oleh diri sendiri, tetapi juga memiliki dampak eksternal. 6 juta orang kami menghadapi kekurangan gizi," kata Wickremesinghe.

Baca Juga: Sudah Porak-poranda Dihancurkan Rusia, Beginilah Nasib Miris Ukraina, Relakan Tabungan Kekayaan Emas Senilai Rp185 Triliun, Setelah AS Angkat Tangan Mengenai Hal Ini

Menurut Wickremesinghe, konflik di Ukraina dan sanksi AS dan Uni Eropa yang dikenakan pada Rusia mengganggu pasokan biji-bijian, menempatkan banyak negara pada risiko krisis pangan.

Pada (21/5), Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan bahwa stok gandum global dapat habis dalam waktu sekitar 10 minggu.

Jika pasokan pangan terus terganggu, maka krisis pangan global akan lebih parah dari situasi tahun 2007 dan 2008.

Pada (18/7), Josep Borrell, Perwakilan Tinggi untuk Keamanan dan Urusan Luar Negeri Uni Eropa (UE).

Mengatakan bahwa sanksi yang dijatuhkan oleh blok ini tidak dimaksudkan untuk mengakhiri konflik di Ukraina, tetapi untuk menghancurkan fondasi ekonomi Rusia.

"Sanksi Uni Eropa tidak akan mencegah tindakan militer di Ukraina, tetapi akan menyebabkan banyak masalah bagi ekonomi Rusia," kata Borrell.

"Ini tidak mudah, tetapi kita harus terus menekan ekonomi Rusia. Anggota tidak boleh mengabaikan kebijakan ini," kata Borrell, mendesak negara-negara anggota UE untuk tidak "bosan dengan sanksi".

Borrell mengatakan bahwa Uni Eropa berencana untuk melarang emas Rusia pada akhir minggu ini.

Larangan tersebut diperkirakan akan mempengaruhi impor langsung atau tidak langsung, pembelian atau transfer emas, ekspor terpenting Rusia setelah energi.

Menurut RT, mulai (24/6), UE mengumumkan 6 paket sanksi terhadap Rusia.

Sementara ekonomi Rusia dalam masalah, UE sendiri juga mengalami kekurangan gas yang serius.

Dalam sesi perdagangan pada (12/7), euro jatuh ke level dolar untuk pertama kalinya dalam hampir 20 tahun.

Artikel Terkait