Intisari-online.com - Wakil kepala Dewan Keamanan Rusia memperingatkan bahwa "hari penghakiman" akan datang.
Jika Kiev terus menantang Moskow mengenai masalah keamanan semenanjung Krimea.
"Beberapa orang di Kiev mencoba mengancam kami, maksud saya serangan ke Krimea," kata Medvedev pada (17/7), di sebuah acara yang dihadiri oleh banyak veteran Rusia di kota Volgograd, Rusia.
"Jika itu terjadi, hari penghakiman akan datang kepada mereka," Medvedev memperingatkan.
Medvedev mengatakan bahwa tidak sulit untuk melihat bahwa Rusia akan memberikan respon yang kuat jika Krimea diserang.
Namun terlepas dari risikonya, pejabat Kiev "terus menentang Rusia".
"Pada titik tertentu, pihak berwenang Kiev akan menyadari bahwa Rusia telah mencapai semua tujuan operasi militer khusus, termasuk demiliterisasi Ukraina," kata Medvedev.
Menurut Medvedev, Kiev sedang mencoba untuk memerangi tentara Rusia "sampai titit terakhir", tetapi itu akan menjadi bumerang dan menyebabkan "runtuhnya seluruh sistem politik".
Mantan presiden Rusia itu juga mengakui bahwa Moskow sedang melalui periode "sulit" dalam sejarahnya.
Tetapi yakin Rusia akan muncul lebih kuat dari konflik di Ukraina.
Komentar Medvedev muncul setelah Vadim Skibitskiy, juru bicara dinas intelijen militer Ukraina.
Mengancam bahwa Kiev dapat menyerang semenanjung Krimea dengan senjata Barat seperti sistem rudal peluncuran ganda 142 HIMARS dan meriam kompleks M270 MLRS.
Pada hari yang sama, (17/7), dalam sebuah wawancara dengan RIA Novosti, Mikhail Sheremet.
Seorang anggota parlemen yang mewakili Krimea di Parlemen Rusia, mengatakan bahwa belakangan ini.
Pihak berwenang Ukraina telah berulang kali mengancam akan menyerang semenanjung Krimea dan Jembatan Krimea (melintasi Kerch Selat).
"Tindakan itu akan menyebabkan pukulan fatal oleh Rusia ke pusat pengambilan keputusan di Kiev," kata Sheremet, memperingatkan Ukraina akan "tidak dapat dipulihkan".
Menurut Sheremet, jika skenario Krimea diserang terjadi, AS pemimpin Barat sebagai pemberibantuan senjata ke Ukraina, juga harus "menerima pukulan" dari Rusia.
"Amerika Serikat, negara yang memasok senjata paling banyak ke Ukraina, juga bertanggung jawab atas provokasi Kiev terhadap Krimea," kata Sheremet, memperingatkan bahwa para pejabat Amerika "melewati garis merah."
Belakangan ini diketahui, Ukraina telah menerima paket senjata berupa rudal jelajah HIMARS dari AS yang bisa menjangkau hingga 70 km.