Kisah Tragis Ratu Nazli dari Mesir, Ratu Pertama Mesir di Zaman Modern, Dikurung dalam Harem Bergaya Ottoman, Dilucuti Hak dan Gelarnya oleh Raja yang Putranya Sendiri

K. Tatik Wardayati

Editor

Ratu Nazli dari Mesir bersama keempat anaknya.
Ratu Nazli dari Mesir bersama keempat anaknya.

Intisari-Online.com – Ratu pertama Mesir di zaman modern, yaitu Nazli Sabru, merupakan karakter yang luar biasa dengan takdir yang luar biasa.

Dari kisah hidupnya, maka kita akan mengalami beragam perasaan, kekaguman, penghargaan, ketidaksetujuan, hingga keheranan.

Ratu Nazli merupakan sosok kompleks yang karakter yang tragis.

Dia adalah seorang wanita yang jatuh cinta pada kekuasaan dan masih mencari kebebasan dari tanggung jawab dan batasan kekuasaan.

Kakek buyut Nazli adalah Joseph Save, salah satu komandan militer Napoleon Bonaparte dan penulis ‘Description de I’Egypte (Description of Egypt)’ yang bersejarah, referensi tebal pertama di negara itu.

Nazli lahir pada tahun 1894 dalam keluarga aristokrat asal Turki dan Prancis, ayahnya adalah Menteri Pertanian dan Gubernur Kairo.

Terlepas dari hubungan keluarganya dengan keluarga Kerajaan Mesir, tidak ada yang meramalkan bahwa Nazli akan menjadi Ratu pada suatu hari nanti.

Setelah kematian ibunya, dia dikirim ke sebuah sekolah berasrama di Prancis, dan sekembalinya, dipaksa untuk menikahi sepupu Turkinya, Khalil Sabri.

Sayangnya, pernikahan itu berakhir dengan perceraian setelah sebelas bulan.

Dia lalu bertunangan dengan keponakan dari tokoh publik Mesir yang terkenal, Saeed Zaghloul, itu pun tidak bertahan lama.

Nazli sepertinya tidak beruntung dalam hubungan dengan pria.

Rumor menyebutkan bahwa Sultan Mesir, Fouad melihat Nazli untuk pertama kalinya di sebuah pertunjukan opera di Kairo.

Fouad melamar Nazli pada tahun 1919, meskipun dia 25 tahun lebih tua dari calon istrinya itu.

Mereka menikah di Istana al Bustan, dan ini adalah pernikahan kedua bagi mereka berdua (Fouad sebelumnya pernah menikah dengan seorang putri Mesir dari rumah Muhammad Ali Pasha).

Nazli berada di bawah tekanan kuat untuk menghasilkan pewaris takhta, dan dia diizinkan untuk pindah ke istana yang sama dengan suaminya setelah kelahiran putra mereka, Putra Mahkota Farouk.

Tahun-tahun berikutnya, pasangan kerajaan ini memiliki empat putri, yaitu Fawzia, Faiza, Faika, dan Fahiya.

Nazli yang muda, menarik, dan berjiwa bebas dikurung di harem bergaya Ottoman, hanya diizinkan keluar untuk acara-acara tertentu seperti opera dan pertunjukan bunga.

Ratu yang baru berpendidikan tinggi dan modern pada saat itu, memiliki gagasan yang sangat kuat tentang tempat perempuan dalam masyarakat.

Rasa frustasinya dengan pembatasan yang diberlakukan oleh suaminya dan istana dapat dimengerti.

Namun, diduga bahwa Raja Fouad secara fisik melecehkannya, hingga Nazli mencoba bunuh diri, melansir History of Royal Women.

Kematian Raja Fouad pada tahun 1936, membuat putranya Farouk menjadi Raja Mesir yang baru, dan dia menjadi Ibu Suri.

Itu merupakan momen kejayaannya dan apa yang dianggapnya sebagai akhir dari pembatasan dan pengasingannya. Tapi itu tidak bertahan lama.

Perlahan-lahan Raja baru kesal dengan campur tangannya yang terus-menerus dalam urusan negara dan sifatnya yang mengendalikan.

Dugaan perselingkuhan Nazli dengan penasihat Raja, Ahmed Hassanein Pasha, tidak membuat hubungan antara ibu dan anak itu menjadi lebih mudah.

Justru dia semakin frustasi dengan kurangnya kebebasan sebagai anggota keluarga kerajaan dan kenyataan bahwa dia tidak dapat menikahi pria yang dicintainya.

Rupanya Farouk kecewa dengan keinginan ibunya untuk menikah kembali, yang dilihatnya sebagai pengkhianatan akan ayahnya.

Semuanya berakhir ketika Ahmed Hassanein Pasha tewas dalam kecelakaan mobil kemudian.

Karena patah hati, Nazli meninggalkan Mesir pada tahun 1946 dan pindah ke California karena masalah kesehatan, menurut catatan resmi.

Pada tahun 1950, Raja Farouk melucuti ibunya dari hak dan gelarnya setelah saudara perempuannya, Putri Fathia, menentang keinginan Raja dan menikahi Riyad Ghali Effendi, seorang Kristen Koptik, meskipun fakta bahwa dia telah masuk Islam.

Raja Farouk dipaksa turun takhta pada tahun 1952, dan keluarga kerajaan pergi ke pengasingan di Italia. Nazli tidak pernah kembali ke Mesir.

Dia meninggal pada tahun 1978, di California, setelah bertahun-tahun berjuang dengan kesultian keuangan yang parah dan depresi.

Akhir tragis bagi wanita yang pernah menjadi Ratu Mesir pertama di zaman modern ini.

Baca Juga: Kisah Ratu Cleopatra Selene, Putri Cleopatra yang Terlupakan, Memerintah Kerajaan Besar Selama Dua Puluh Tahun Bersama Suaminya, Punya Koin dengan Gambarnya Sendiri

Baca Juga: Menikah pada Usia 16, Hidupnya Didedikasikan untuk Negaranya, Inilah Kisah Tragis dari Kehidupan Ratu Min alias Permaisuri Myeongseong, Ratu Korea Terakhir

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait