Intisari-Online.com – Kerajaan Mesir Kuno memiliki kisah tersendiri dengan keunikannya, terutama Cleopatra yang menjadi ratu Mesir terkenal.
Pada akhir musim panas 30 SM, penguasa terakhir Mesir Ptolemeus, Cleopatra VII, meninggal.
Bersembunyi di sebuah mausoleum yang telah dia bangun di halaman istananya di Alexandria, menurut cerita, dia mengirim seekor asp, seekor ular Mesir yang beracun dan simbol kerajaan ilahi.
Setelah asp diselundupkan ke dalam mausoleum dalam keranjang ara, Cleopatra mengangkatnya ke dadanya yang telanjang, lalu ular itu menggigit dan meracuninya dengan fatal.
Tetapi, penyebab pasti dari kematian yang disebut Ratu Sungai Nil ini telah lama menjadi perdebatan yang hangat.
Sebagai salah satu wanita paling terkenal yang pernah hidup, kematian Cleopatra banyak digambarkan dalam karya seni dan lukisan sepanjang sejarah.
Patung-patung seperti Sleeping Ariadne mengabadikan momen-momen terakhir yang dibayangkan dalam hidupnya yang mempesona.
Lalu, bagaimana dan mengapa Cleopatra meninggal?
Pada tahun 31 SM, pemimpin Romawi Oktavianus memenangkan kemenangan angkatan laut yang menentukan melawan pasukan Romawi Mark Antony dan Ratu Mesir Cleopatra dalam pertempuran yang dikenal sebagai Pertempuran Actium.
Dalam pertempuran laut di lepas pantai barat Yunani, tepat sebelum pasukan mereka mengalami kekalahan terakhir, Antony dan Cleopatra menerobos garis musuh dan melarikan diri ke Alexandria di Mesir.
Menurut tulisan sejarawan dan senator Romawi Cassius Dio, di rumahnya di Mesir, Cleopatra mencoba untuk mencegah pemberontakan dan menghukum mereka yang bersukacita atas kekalahan mereka.
Namun, beberapa bulan kemudian, pasukan Romawi Oktavianius mencapai gerbang kota.
Oktavianus khawatir bila Cleopatra dan Antony karena putus asa menghancurkan semua kekayaan besar mereka yang telah disimpan Cleopatra di makamnya.
Oktavianus berusaha tawar-menawar dengan pasangan itu, menyarankan agar mereka mundur ke kehidupan yang tenang.
Namun, semua upaya negosiasi ditolak.
Pada tanggal 1 Agustus 30 SM, Antony menghadapi Oktavianus, tetapi armada dan kavalerinya menyerah tanpa perlawanan.
Cleopatra kemudian melarikan diri ke mausoleum yang telah dibangunnya dan megunci dirinya sendiri di dalam, dia hanya ditemani oleh pelayannya, Iras dan Charmion.
Dia mengirimkan pesan kepada Antony bahwa dia telah meninggal karena bunuh diri, mungkin untuk mendorong Antony melakukan hal yang sama.
Antony dikisahkan telah meminta pelayan terdekatnya untuk membunuhnya dengan pedang;
Namun, pelayan itu malah bunuh diri.
Antony kemudian menikam dirinya sendiri tetapi tidak langsung mati.
Mendengar bahwa Cleopatra sebenarnya masih hidup, Antony diangkat melalui jendela lantai atas ke kamarnya dan meninggal di sana, bersamanya, pada 10 Agustus.
Cleoatra meninggal karena racun, bukan ular?
Kepercayaan yang beredar menyatakan bahwa Cleopatra meninggal dengan membiarkan kobra Mesir, seekor asp, menggigitnya.
Namun, melansir History Hit, penulis era Romawi seperti Plutarch, Strabo, dan Cassius Deo menyatakan bahwa dia mungkin meracuni dirinya sendiri menggunakan salep beracun dengan memasukknnya ke tubuhnya dengan menggunakan alat tajam seperti jepit rambut.
Memang, ada dua tusukan kecil di lengannya, yang mengarah pada teori gigitan ular, tetapi bisa juga itu disebabkan oleh jepit rambut atau sisir berlubang yang berisi racun.
Ular itu juga dikatakan telah diselundupkan ke dalam mausoleum dalam keranjang buah ara.
Namun, tidak ada ular atau sekeranjang buah ara yang ditemukan.
Ara dan ular membawa konotasi seksual, yang mungkin merupakan langkah yang disengaja oleh Oktavianus untuk menggambarkan Cleopatra sebagai penggoda asing.
Oktavianus menyukai cerita bahwa Cleopatra meninggal karena gigitan ular, dan selama prosesi kemenangannya dia membuat gambar Clepatra dibuat dengan asp yang menempel padanya.
Sebelum Cleopatra meninggal, Oktavianus menghadapi dilema, dia mempertimbangkan apakah akan membuatnya tetap hidup dan mengaraknya dalam kemenangan-kemenangannya.
Namun, dia ingat bahwa adik tirinya Arsinoe telah diarak oleh Caesar, dan bukannya memuliakan penguasa, tapi malah membangkitkan simpati.
Cleopatra tidak bisa dibiarkan hidup jika dia tidak menyerah pada negosiasi Oktavianus.
Oktavianus tidak dapat dianggap bertanggung jawab langsung atas kematian Cleopatra.
Maka, dihipotesiskan bahwa Oktavianus memaksa Cleopatra untuk mati karena bunuh diri, dan membiarkannya melakukannya sesuka hatinya.
Yang pasti dan konsisten di semua akun tentang kematian Cleopatra adalah bahwa dia meninggal sekitar 12 Agustus, ketika usianya 39 tahun.
Saat kematiannya dia mengenakan pakaiannya yang paling indah, tubuhnya diatur di sofa emas dan lambang kerajaan diletakkan di tangannya.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari