Intisari-Online.com- Salah satu tugas penting kaisar di Kekaisaran China yakni agar punya anak lakilaki sebagai pewaris takhta.
Untuk tujuan ini, para kaisar Kekaisaran China mempunyai banyak sekali harem.
Ada hierarki di sana dan secara umum mengenal tiga tingkatan: ratu, permaisuri, dan selir.
Selain itu, para kasim yang melayani para wanita kekaisaran ini dapat dianggap sebagai bagian dari harem ini juga.
Selama Dinasti Ming (1368-1644 M), ada sistem resmi untuk memilih selir.
Proses seleksi akan berlangsung di dalam 'Kota Terlarang' setiap tiga tahun.
Kandidat berusia antara 14 hingga 16 tahun dan dipilih berdasarkan latar belakang, kebajikan, perilaku, karakter, penampilan, dan kondisi tubuh mereka.
Sepanjang sejarah Kekaisaran Tiongkok, kasim bertugas melayani keluarga kekaisaran, termasuk sebagai pelayan di harem.
Pada abad ke-16 di bawah kekuasaan Kaisar Shizon, konon lebih dari 200 selir meninggal.
Sisanya berusaha memberontak, tepatnya ada 16 selir yang menyelinap ke kamar kaisar untuk mencekiknya dengan syal sutra.
Mereka juga menikamnya dengan jepit rambut, namun gagal dan justru para selir inilah yang kemudian menerima hukuman.
Selama Dinasti Han (206 SM – 220 M), tidak ada batasan yang ditetapkan untuk jumlah permaisuri yang bisa dimiliki Kaisar, dan selama pemerintahan Kaisar Huan dan Kaisar Ling, ada lebih dari 20.000 wanita yang tinggal di istana.
Kaisar Wu Of Jin (memerintah 266 hingga 290 SM) memilih selirnya dengan bantuan seekor kambing.
Dia biasanya berkeliling dengan kereta yang ditarik oleh kambing dan di mana pun kambing itu berhenti, dia akantidur dengan wanita mana pun yang mereka bawa.
Kaisar juga memiliki selir laki-laki.
Menurut legenda, Kaisar Dinasti Han Ai mengatakan dia lebih suka memotong lengan jubahnya daripada mengganggu kekasih prianya yang tertidur di atasnya.
(*)