Intisari-Online.com - Boris Johnson secara resmi mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Perdana Menteri Inggris pada Kamis (7/7/2022).
Keputusan mundurnya Boris Johnson ini memicu rasa lega di banyak kalangan masyarakat Inggris.
Namun di Ukraina, hal itu disambut dengan keputusasaan.
Melansir CNN, Sabtu (9/7/2022), Johnson telah menjadi salah satu pendukung Ukraina yang paling vokal ketika mencoba untuk mempertahankan diri dari serangan Rusia.
Sehingga, kepergiannya menimbulkan kekhawatiran bahwa dukungan Inggris untuk negara itu mungkin mulai berkurang.
Meski Ukraina tidak kekurangan dukungan dari Barat, namun Johnson dipandang sebagai sekutu khusus di Kyiv.
Pada awal April, Johnson menjadi salah satu pemimpin asing pertama yang melakukan perjalanan berbahaya ke ibu kota Ukraina, kemudian kembali pada kunjungan mendadak bulan lalu.
Johnson telah menjalin hubungan dekat dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, yang mengatakan dia sedih melihatnya pergi.
"Kami semua mendengar berita ini dengan sedih. Bukan hanya saya, tetapi juga seluruh masyarakat Ukraina," kata Zelensky kepada Johnson melalui telepon pada Kamis, menurut kantornya. "Kami tidak ragu bahwa dukungan Inggris Raya akan dipertahankan, tetapi kepemimpinan dan karisma pribadi Anda membuatnya istimewa," tambah Zelensky.
Kristine Berzina, rekan kebijakan keamanan dan pertahanan senior di German Marshall Fund Amerika Serikat, mengatakan bahwa selain dukungan militer Inggris, kepribadian Johnson telah memainkan peran besar dalam cara orang Ukraina melihatnya.
"Suara keras dan keberanian dukungan Johnson untuk perjuangan Ukraina ... sangat kontras dengan dukungan bersahaja yang diberikan oleh Kanselir Jerman (Olaf) Scholz. Ini adalah pemimpin kekuatan besar Eropa, kekuatan nuklir, tidak takut untuk mendukung Ukraina dan berteriak pada Rusia," katanya kepada CNN melalui email.
Sementara Presiden Prancis Emmanuel Macron menghadapi kritik dari Zelensky, yang menuduhnya berusaha menenangkan Presiden Rusia Vladimir Putin, Johnson selalu dipandang sebagai pendukung tegas.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR