Intisari - Online.com -Menyusul Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson kini ikut menjelek-jelekkan Presiden Rusia Vladimir Putin atas serangan ke Ukraina.
Terbaru, melansir RT, Johnson menyebut Putin bagaikan seekor buaya menelan kaki Ukraina.
Pernyataan Johnson ini tidak sesuai dengan kenyataan bahwa partai dan dirinya menerima gelonggongan dana fantastis dari Putin untuk tetap bisa berkuasa di Inggris.
Hubungan Boris Johnson dan Rusia
MelansirThe Guardian, Boris Johnson tidak bisa lebih jelas lagi.
"Aku berpikir sangat penting bahwa parlemen memahami: kami tidak mengumpulkan dana dari oligarki Rusia."
Beberapa anggota parlemen pihak oposisi tertawa, dan masalahnya adalah ucapan perdana menteri ternyata bohongan.
Partai Konservatif yang mengusung Boris Johnson beberapa tahun terakhir menerima pendanaan besar-besaran dari warga dengan kewarganegaraan ganda: Inggris-Rusia, dan juga oleh pihak-pihak dengan bisnis signifikan terkait dengan Rusia.
Perhitungan Partai Buruh berdasarkan informasi Komisi Pemilihan memperkirakan bahwa pendonor yang membuat uang dari Rusia atau warga Rusia telah memberikan 1,93 juta poundsterling ke Partai Konservatif atau asosiasi konstitusi sejak Johnson menjadi perdana menteri.
Lainnya menempatkan jumlah dalam angka lebih tinggi.
Ian Blackford, pemimpin Westminster SNP, mengatakan Partai Konservatif telah mengumpulkan 2,3 juta poundsterling "dari oligarki Rusia."
Oligarki memang sebuah istilah yang longgar tapi sering dikaitkan dalam konteks ini dengan orang-orang sangat kaya yang secara umum membuat uang mereka di tengah finansial bebas untuk semua di pasca Soviet dan era Putin, dan siapapun yang sering punya hubungan dekat dengan presiden Rusia.
Siapapun yang mendonasikan uang ke Partai Konservatif sejak Johnson masuk pada Juli 2019 menampik entah apakah kekayaan mereka punya asal yang tidak jelas, atau bahwa mereka di bawah pengaruh Rusia mengenai bagaimana mereka menggunakannya.
Donor tunggal terbesar dalam kelompok ini adalah praktisi keuangan Lubov Chernukhin, yang mendonasikan 700.000 poundsterling.
Seorang warga Inggris sejak 2011, wanita itu menikah dengan Vladimir Chernukhin, mantan wakil menteri keuangan Rusia di bawah Putin.
Dokumen yang dirilis dalam Pandora papers Oktober 2021 menunjukkan ia diperbolehkan meninggalkan Rusia tahun 2004 dengan aset senilai hampir USD 500 juta dan mempertahankan koneksi bisnis Rusia.
Pengacara pasangan itu mengatakan bahwa tidak ada dari kekayaan Vladimir Chernukhin didapatkan dari cara korupsi, dan tidak ada dari donasi istrinya didanai dengan cara tidak patut atau berdampak dari pengaruh orang lain.
Namun yang pasti adalah Lubov Chernukhin adalah pendonor dermawan dan hadir secara istimewa dalam lingkar Partai Konservatif.
Ia punya taruhan kemenangan dalam pesta penggalangan dana partai tahun 2020 untuk hadiah bermain tenis dengan Boris Johnson.
Secara singkat sebelum Johnson menjadi Perdana Menteri Liz Truss, bendahara perdagangan internasional, mengunggah foto ke Instagramnya dengan apa yang ia sebut sebagai 'malam para wanita', berpose dengan Theresa May dan serangkaian wanita dari anggota Partai Konservatif lainnya, termasuk Lubov Chernukhin.
Inilah sebabnya jika Boris Johnson mengatakan ia tidak punya hubungan dengan Vladimir Putin, banyak yang menganggapnya berbohong.