Advertorial

Sejarah Kerajaan Mataram: Inilah Peninggalan Kerajaan Mataram Islam

Khaerunisa

Editor

Intisari-Online.com - Apa saja peninggalan Kerajaan Mataram Islam?

Kerajaan Mataram Islam merupakan kerajaan Islam di Pulau Jawa yang berkuasa antara abad ke-16 hingga abad ke-18.

Untuk diketahui, dalam sejarah Nusantara terdapat dua kerajaan Mataram, yaitu Mataram Kuno yang bercorak Hindu-Buddha, dan kerajaan Mataram Islam ini.

Kerajaan Mataram Islam didirikan oleh Danang Sutawijaya atau Panembahan Senopati pada 1586 dan mengangkat dirinya sebagai raja pertama kerajaan ini.

Kemudian, kerajaan ini mencapai puncak kejayaan ketika diperintah oleh raja ketiga Mataram Islam, Sultan Agung (1613-1645 M).

Di bawah kekuasaan Sultan Agung, Mataram sempat beberapa kali melakukan penyerangan ke Batavia untuk memerangi VOC. Selain itu, wilayah kekuasaan Mataram hampir meliputi seluruh Pulau Jawa.

Mataram Islam yang juga dikenal sebagai Kesultanan Mataram ini terletak di Kotagede, Yogyakarta. Kemudian dalam perkembangannya, terpecah menjadi dua, yakni Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan Kasultanan Ngayogjakarta Hadiningrat.

Peninggalan Kerajaan Mataram Islam terdapat di Yogyakarta dan Surakarta, berikut ini beberapa di antaranya:

Baca Juga: Sejarah Kerajaan Mataram: Inilah Skema Struktur Birokrasi Pemerintahan Kerajaan Mataram

Baca Juga: Sejarah Kerajaan Mataram: Apa Prestasi Besar Sultan Agung Selama Memerintah Kerajaan Mataram?

1. Masjid Agung Kraton Surakarta

Masjid ini berada di barat Alun-Alun Utara Keraton Surakarta.

Awalnya, masjid ini dibangun oleh Paku Buwono III pada 1763, dengan pengaruh arsitektur Jawa Kuno dan Belanda.

Bangunan masjid peninggalan Mataram Islam ini dominan kayu dan bagian dinding utama juga terbuat dari kayu dengan ditempeli berbagai prasasti bertulisan Jawa kuno.

Kemudian, pada masa Paku Buwono IV, pembangunan mahkota masjid mulai dibangun.

Di Masjid Agung Surakarta ini juga terdapat kolam-kolam air yang digunakan untuk sarana wudhu dan jam matahari peninggalan Pakubuwono IV.

Jam matahari tersebut dibangun sekitar tahun 1700-an. Pada waktu itu, jam matahari digunakan untuk menentukan waktu shalat.

2. Taman Sriwedari

Taman Sriwedari dibangun oleh Raja Kasunanan Surakarta, yaitu Sinuhun Pakubuwono X, sebagai tempat hiburan rakyat, abdi dalam, dan sentana dalem keraton.

Baca Juga: Kecewa dan Trauma Karena Ayahnya Raja yang Menyia-nyiakan Perempuan, Beginilah Kisah Tragis Ratu Perawan Elizabeth I, Tolak Pria dari Mana Saja Termasuk Cinta Sejatinya

Taman yang berlokasi di Jalan Slamet Riyadi, No. 275, Kecamatan Lawedan, Kota Surakarta ini dulu dikenal sebagai Taman Raja.

Taman ini mulai dibangun pada tahun 1899 Masehi. Awalnya lokasi Taman Sriwedari merupakan taman kota, kemudian mulai 1901 dijadikan kawasan rekreasi.

Kini kompleks taman ini menjadi salah satu destinasi wisata bernilai sejarah yang berada di Solo, Jawa Tengah.

3. Pasar Gedhe Hardjonagoro

Pasar Gede Hardjonagoro atau Pasar Gede Kota Solo, diresmikan pada 12 Januari 1930 oleh istri Sri Susuhunan Paku Buwana X, Gusti Kangjeng Ratu Hemas.

Pasar yang memiliki bangun fisik bergaya bangunan indis perpaduan gaya Belanda dan Jawa ini telah dibangun sejak 1927.

Bangunan ini dirancang oleh arsitek Belanda bernama Ir Thomas Karseten, hingga saat ini bentuk asli bangunan masih terjaga dan tidak memiliki perubahan yang berarti.

Meski telah mengalami beberapa kali terbakar dan renovasi pada 1948, 1998, dan 2000.

Baca Juga: Sejarah Kerajaan Majapahit: Kerajaan Terkuat di Jawa Perlahan Runtuh Setelah Wafatnya Tokoh Penting Ini

Baca Juga: Ingin Habiskan Liburan Idul Adha di Pantai? Hati-hatiGelombang Tinggi Hingga 4 Meter di Sejumlah Wilayah di Indonesia,Khususnya diLokasi-lokasi Ini

4. Masjid Agung Gedhe Kauman

Masjid ini merupakan salah satu peninggalan Mataram Islam yang terdapat di Yogyakarta.

Masjid Agung Gedhe Kauman berada di sebelah barat kawasan Alun-Alun Utara, tepatnya di Kampung Kauman, Kelurahan Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, Kota Yogyakarta.

Pembangunan masjid dilakukan pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono I pada 1773.

Masjid Kauman memiliki satu gedung induk dengan satu ruang utama sebagai tempat shalat.

Selain itu, ada pula maksura yang digunakan sebagai pengamanan raja ketika hendak shalat.

Pada halaman masjid terdapat pagongan yang digunakan sebagai tempat menyimpan gong. Gong ini dipergunakan saat acara Sekaten.

5. Masjid Kotagede

Selain Masjid Agung Gedhe Kauman, ada pula masjid lain di Yogyakarta yang merupakan peninggalan Mataram Islam, salah satunya adalah Masjid Kotagede.

Baca Juga: Hanya Butuh Waktu 10 Menit, Hilangkan Noda Kuning di Bagian Ketiak Pakaian dengan 1 Bahan Dapur Ini

Masjid ini terletak di selatan kawasan Pasar Kotagede, Yogyakarta.

Jika dibandingkan Masjid Agung Kauman, Masjid Kotagede berusia lebih tua. Masjid Kotagede dibangun oleh Sultan Agung pada 1640.

Masjid ini mempunyai prasasti yang menyebutkan bahwa pembangunan masjid ini dilakukan pada dua tahap.

Tahap pertama dikerjakan pada masa Sultan Agung, sedangkan tahap yang kedua dikerjakan oleh Pakubuwono.

Untuk menandakan dibangunnya masjid tersebut, terdapat dua prasasti sebagai tanda pembangunan masjid ini.

6. Masjid Pathok Negara Sulthoni Plosokuning

Masjid ini juga merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Mataram Islam.

Berada di Desa Minomartani, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, masjid ini berdiri pada 1724.

Baca Juga: Meski Isi Kepalanya Tak Mudah Diterka, Weton Sabtu Legi Lapang Jodoh, Berikut Jumlah Neptu yang Cocok

Baca Juga: Kabar Kebangkrutan Negaranya Sempat Gemparkan Dunia, Presiden Sri Lanka Mendadak Telepon Presiden Rusia Vladimir Putin Untuk Minta Bantuan Ini

Pendirinya adalah Kiai Mursodo yang merupakan keponakan Sri Sultan HB I.

Bangunan Masjid Pathok Negara Plosokuning memiliki luas bangunan sekitar 228 meter persegi.

Sementara itu, nama "Plosokuning" diambil dari sebuah nama pohon yaitu ploso yang berada di sekitar masjid.

Ploso memiliki dedaunan yang berwarna kuning, sehingga kemudian dinamakan "Plosokuning".

7. Kompleks Makam Kerajaan Imogiri

Astana Imogiri merupakan tempat makam raja-raja Kesultanan Mataram. Letaknya yaitu 17 km ke arah selatan Kota Yogyakarta.

Makam ini sejak awal telah disiapkan oleh Sultan Agung.

Selain makam Sultan Agung, di tempat ini terdapat makam Sri Ratu Batang, Amangkurat Amral, Pakubuwono I, Amangkurat Jawi, Hamengkubuwono I, dan masih banyak lainnya.

Itulah beberapa peninggalan Kerajaan Mataram Islam. Anda bisa melihatnya jika mengunjungi dua kota tersebut, yaitu Surakarta dan Yogyakarta.

Baca Juga: Ditembak 2 Kali dari Belakang, Terkuak Pelaku PenembakanShinzo AbePunya Latar Belakang Tak Bisa, Pernah Bergabung dengan Kelompok Elit Ini

(*)

Artikel Terkait