Saat ditemui di Festival Tanabata Hiratsuka pada Jumat, Siti mengaku terkejut dan sedih saat melihat berita Abe ditembak oleh orang tak dikenal.
Menurut Siti, Abe merupakan salah satu pemimpin Jepang yang luar biasa yang memimpin beberapa periode.
Wanita berhijab itu mengaku kebijakan Abe tidak membedakan antara warga negara Jepang dan warga negara asing, terutama saat pandemi Covid-19.
Selain itu, Abe juga mengeluarkan kebijakan lainya yang mendukung pekerja asing, seperti menghadirkan visa Tokutei Ginou dan menghapus visa Nanmin.
Vis Tokutei Ginou merupakan status visa atau izin tinggal bagi warga negara asing yang dikenal sebagai Visa Kerja Keahlian Khusus (SSW).
Dengan visa itu, pemegang visa dapat bekerja di perusahaan Jepang dengan hak dan kewajiban sama dengan pekerja Jepang.
Sedangkan visa Namnin, merupakan visa suaka yang biasanya diperuntukkan bagi mereka yang berasal dari negara-negara yang sedang mengalami gejolak, krisis, sentimen agama dan suku.
WNI lain di Jepang, Laily (29) mengungkap hal serupa mengenai jasa sosok Abe baginya.
Laily mengaku terbantu dengan kebijakan Abe dengan bantuan langsung tunai senilai 100.000 Yen (sekitar Rp13 juta) per orang bagi seluruh warga di Jepang, termasuk warga asing saat pandemi Covid-19 pada tahun 2020.
Laily yang sudah tujuh tahun menetap di Jepang mengaku sedih dan kehilangan sosok yang baik kepada pekerja asing.
Seorang mahasiswa S3 Universitas Toky Ardhi Adhary Arbain pun mengaku bahwa kebijakan Abe saat Covid-19 sangat membantu.
Menurut Ardhi, bantuan langsung tunai itu adalah yang paling terasa saat pandemi Covid-19 tahun 2020.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR