Pada masa kejayaannya, Sriwijaya mengontrol perdagangan di jalur utama Selat Malaka dan daerah kekuasaannya meliputi Kamboja, Thailand Selatan, Semenanjung Malaya, Sumatera, dan sebagian Jawa.
Dengan ramainya perdagangan di selat Malaka berdampak bagi masyarakat. Di mana mereka terlibat dalam perdagangan dan pelayaran.
Masyarakat kerajaan Sriwijaya pun menjadi makmur. Singgahnya kapal-kapal asing secara ekonomi sangatlah menguntungkan bagi kerajaan Sriwijaya.
Sementara untuk menjaga stabilitas kerajaan, dibangun armada laut yang kuat supaya dapat mengatasi gangguan di jalur pelayaran.
Sriwijaya juga menjalin menjalin hubungan perdagangan dengan India, Cina, dan bangsa-bangsa lain.
Itulah faktor pendukung bagaimana perdagangan di Kerajaan Sriwijaya Mengalami Kemajuan yang Pesat.
Tetapi, setelah beberapa abad berkuasa, Kerajaan Sriwijaya mulai mengalami kemunduran pada abad ke-11.
Runtuhnya Kerajaan Sriwijaya ketika pemerintahan dipegang oleh Sanggrama Wijayatunggawarman. Di mana saat itu Kerajaan Sriwijaya mendapat serangan dari Kerajaan Colomandala, India.
Dalam pertempuran tersebut, Raja Sanggrama sempat ditangkap meskipun kemudian dibebaskan.
Akibat dari serangan Kerajaan Colomandala mengakibatkan kedudukan Sriwijaya semakin melemah.
Pada 1275 Kerajaan Sriwijaya mendapat serangan dari kerajaan Melayu dan Singosari dalam rangka ekspedisi Pamalayu.
Kerajaan Sriwijaya mengalami kehancuran akibat serangan kerajaan Majapahit pada tahun 1337.
Selain itu kerajaan-kerajaan kecil yang melepaskan diri dari pengaruh Kerajaan Sriwijaya.
Baca Juga: Apa Saja Prestasi Besar Sultan Agung selama Memerintah Kerajaan Mataram?
(*)
KOMENTAR