Disebut Dungu Hingga Orang yang Gagal, Beginilah Akhir Hidup Liu Shan, Kaisar Kedua dan Terakhir Negara Bagian Shu Han, Semua Karena Kesalahannya yang Satu Ini

Mentari DP

Penulis

Kisah Liu Shan pada era Kekaisaran China Kuno.
Kisah Liu Shan pada era Kekaisaran China Kuno.

Intisari-Online.com - Apakah Anda pernah mendengar namaLiu Shan pada era Kekaisaran China Kuno?

Pada eraKekaisaran China Kuno, namaLiu Shan sebenarnya jarang terdengar. Atau kisahnya sedikit ditemukan.

Akan tetapiLiu Shan adalahkaisar kedua dan terakhir negara bagian Shu Han selama periode Tiga Kerajaan.

Dia naik takhta pada usia 16 tahun. Namun dia mempercayakan pemerinatahan kepadaKanselir Zhuge Liang dan Sekretariat Kekaisaran Li Yan.

Meski begitu, pemerintahannya yang terjadi selama 40 tahun adalah yang terlama di era Tiga Kerajaan.

Kehidupan saat dia memerintah sebenarnya sangat baik sampai dia menyerah setelah Deng Ai memimpin serangan mendadak ke ibu kota Shu, Chengdu.

Ada yang menyebut diamenikmati tahun-tahun terakhirnya dengan damai sebelum meninggal.

Namun kisah tentang Liu Shan tidak seperti yang kita duga.

Dilansir dariowlcation.com pada Rabu (6/7/2022), Liu Shan lahir dengan nama"Adou / Edou".

Dalam Chronicles of the Three Kingdoms, Zhuge Liang tercatat memuji Liu Shan sebagai orang yang sangat cerdas.

Namun faktanya, orang dengan nama"Adou"dalambahasa China digambarkan sebagaiorang yang tidak mampudan tidak akan mencapai apa pun bahkan dengan bantuan yang signifikan.

Benarkah itu diriLiu Shan yang sebenarnya?

Pada umumnya, dia memang dianggapsebagai penguasa yang tidak mampu.

Alasannya karenaLiu Shan dituding mengumbar kesenangan sambil mengabaikan urusan negara.

Bahkan ada metafora yang bisa disebut sebagaipenerus yang tidak berguna, orang yang gagal, dungu, hingga di luar harapan.

Ada beberapa bukti atas sikapnya ini. Salah satunya karena diamenyerahkan sebagian besar urusan negara di tangan perdana menteri.

Liu Shan juga memperlakukan Zhuge Liang sebagai figur ayah.

Namun ketika ada serangan, mantan kaisar itu ditawansampai dia meninggal pada tahun 271 M.

Memang dia tidakpernah diperlakukan dengan buruk selama penahanan. Dia juga tidak dipaksa untuk hidup dalam keadaan yang memalukan.

Hari-hari terakhirnya diyakini relatif nyaman.

Ada yang mengatakan ini semua karena diatidak lagi memikirkan negara bagian Shu Han.

Baca Juga: DipilihSebagai 'Alat' Bukan Karena Cinta, Inilah 2 Permaisuri Paling Kuat dalam Sejarah China, Tak Kalah 'Gila' dan Kejam dengan Kaisar Pria Lainnya

Artikel Terkait