"Seluruh desa terkubur. Mereka yang bisa keluar sebelum semua runtuh mampu mengeluarkan jasad orang-orang tercinta mereka. Ada juga jasad-jasad yang dibungkus dengan selimut di mana saja.
"Aku kehilangan 22 anggota keluarga besarku termasuk kakak perempuanku, dan tiga saudara laki-lakiku. Lebih dari 70 orang di desa ini tewas."
Seorang yang selamat, Arup Khan (22) yang ditarik dari penginapan yang runtuh, menggambarkan momen gempa itu terjadi.
"Saat itu merupakan situasi yang mengerikan. Ada tangisan di mana-mana. Anak-anak dan keluargaku di bawah lumpur."
Dalam kepanikan bencana, Bilal Karimi, wakil juru bicara untuk pemerintah Taliban, memanggil agen bantuan untuk membantu dengan upaya darurat.
"Kami mendesak semua badan pemberi bantuan untuk mengirimkan tim ke wilayah ini sesegera mungkin guna mencegah bencana lebih besar," ujarnya.
Dalam responnya, PBB dan Uni Eropa cepat menawarkan bantuan.
"Tim penilaian intra-agen sudah dikirim ke sejumlah titik yang terdampak,
cuit kantor PBB untuk hubungan kemanusiaan di Afghanistan.
Tomas Niklasson, wakil khusus Uni Eropa untuk Afghanistan, mencuit: "Uni Eropa memonitor situasi dan berdiri siap untuk berkoordinasi dan menyediakan bantuan darurat untuk warga dan komunikasi yang terdampak."
Dengan foto-foto dari tempat itu menunjukkan rumah-rumah yang runtuh dan jasad-jasad digali dari reruntuhan, pemimpin suku dari provinsi Paktika, Yaqub Manzor, mengatakan mereka yang selamat dan penyelamat berupaya maksimal untuk membantu yang terdampak.
"Pasar lokal ditutup dan semua orang bergegas ke daerah yang terkena dampak," kata Manzor kepada kantor berita AFP melalui telepon.
Perdana Menteri Afghanistan, Mohammad Hassan Akhund, mengadakan pertemuan darurat di istana presiden untuk mengoordinasikan upaya bantuan bagi para korban di Paktika dan Khost, provinsi tetangga.
KOMENTAR