Kepada Reuters, Sidiskis mengatakan, "Tidak ada hal buruk yang akan terjadi karena Lituania ada di NATO dan di Uni Eropa."
"Saya tidak yakin bahwa mereka (Rusia) akan menyerang kita secara agresif," jelas Sidiskis.
Kaliningrad sebelumnya adalah pelabuhan Koenigsberg, ibu kota Prusia Timur.
Wilayah ini direbut dari Nazi Jerman oleh Tentara Merah pada April 1945 dan diserahkan ke Uni Soviet setelah Perang Dunia II.
Kaliningrad terjepit di antara anggota NATO Polandia dan Lituania.
Penduduk lain di kota perbatasan yang berpenduduk hampir 6.000 orang itu mengatakan bahwa ancaman dari Rusia telah menutupi masalah lain, seperti inflasi yang sangat tinggi yang melanda dompet banyak orang Lituania.
Galina Mateikuniene, seorang penjahit berusia 52 tahun mengatakan, "Kami bekerja di dekat perbatasan dan penembakan serta manuvernya agak mengkhawatirkan."
"Kami mungkin lebih takut pada perang, invasi. Ekonomi adalah ekonomi," beber dia.
Hampir sejuta orang Rusia tinggal di kota pelabuhan Baltik yang terhubung ke seluruh Rusia melalui jalur kereta api melalui Lithuania yang merupakan anggota UE dan NATO.
Banyak orang Rusia biasa melintasi perbatasan untuk membeli barang di tempat-tempat seperti toko bunga kecil Laima Kudirkiene.
Pria Lituania berusia 47 tahun itu bersumpah untuk tetap berada di Kybartai meskipun masa depan tidak pasti.
Dia mengatakan sangat disayangkan kehilangan hubungan dengan pelanggan Rusia yang biasa mengunjungi tokonya.
"Mereka merayakan ulang tahun dan menikah. Itu adalah hal biasa sehari-hari. Saya tidak tahu bagaimana mereka hidup sekarang karena koneksi telah terputus," jelasnya.
Source | : | kompas |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR