Terseret Konflik Rusia Ukraina, Penduduk Negara Ini Ketar-ketir Setelah Rusia Mengancam, 'Kami Mungkin Lebih Takut pada Perang, Invasi'

Tatik Ariyani

Editor

Intisari-Online.com - Selasa (21/6/2022), serangan Rusia ke Ukraina telah memasuki hari ke-118 sejak dimulai pada 24 Februari lalu.

Bukannya mereda, konflik justru semakin merembet ke negara tetangga Lituania.

Pekan lalu, Lituania mengumumkan bahwa mereka melarang transit kereta api barang yang dikenakan sanksi Uni Eropa dari daratan Rusia ke Kaliningrad.

"Bukan Lituania yang melakukan--ini sanksi Eropa yang mulai berlaku sejak 17 Juni," kata Menteri Luar Negeri Lituania Gabrielius Landsbergis kepada wartawan di Luksemburg, Senin (20/6/2022).

Menanggapi larangan itu, Rusia mengancam akan membalas Lituania yang secara terbuka membatasi transit kereta api barang-barang yang disanksi Uni Eropa ke eksklave Kaliningrad di Moskwa, yang terjepit di antara Lituania dan Polandia.

"Rusia berhak mengambil tindakan untuk melindungi kepentingan nasionalnya" jika transit kargo dari Kaliningrad ke seluruh negara melalui Lithuania tidak segera dipulihkan sepenuhnya, kata Kementerian Luar Negeri Rusia.

Ancaman Rusia untuk menghukum Lituania atas pemblokiran pengiriman kereta api ke wilayah kantong Rusia, Kaliningrad ini kemudian membuat gelisah para penduduk, terutama yang tinggal tepat di dekat daerah tersebut.

Mereka menaruh kepercayaan pada keanggotaan NATO untuk menggagalkan setiap potensi aksi militer.

Lituania telah menutup rute untuk pengangkutan baja dan logam besi lainnya, yang menurut mereka dilakukan di bawah sanksi Uni Eropa (UE) untuk Rusia yang mulai berlaku pada Sabtu (18/6/2022).

Hal ini meningkatkan kemarahan pejabat Rusia yang mengancam "dampak negatif yang serius" terhadap Lituania.

Pekerja asuransi Vitalijus Sidiskis, 59, mengatakan meskipun sulit untuk memprediksi apa yang mungkin dilakukan Rusia.

Dia akan mencoba tetap tenang karena keanggotaan Lituania di Uni Eropa dan NATO.

Kepada Reuters, Sidiskis mengatakan, "Tidak ada hal buruk yang akan terjadi karena Lituania ada di NATO dan di Uni Eropa."

"Saya tidak yakin bahwa mereka (Rusia) akan menyerang kita secara agresif," jelas Sidiskis.

Kaliningrad sebelumnya adalah pelabuhan Koenigsberg, ibu kota Prusia Timur.

Wilayah ini direbut dari Nazi Jerman oleh Tentara Merah pada April 1945 dan diserahkan ke Uni Soviet setelah Perang Dunia II.

Kaliningrad terjepit di antara anggota NATO Polandia dan Lituania.

Penduduk lain di kota perbatasan yang berpenduduk hampir 6.000 orang itu mengatakan bahwa ancaman dari Rusia telah menutupi masalah lain, seperti inflasi yang sangat tinggi yang melanda dompet banyak orang Lituania.

Galina Mateikuniene, seorang penjahit berusia 52 tahun mengatakan, "Kami bekerja di dekat perbatasan dan penembakan serta manuvernya agak mengkhawatirkan."

"Kami mungkin lebih takut pada perang, invasi. Ekonomi adalah ekonomi," beber dia.

Hampir sejuta orang Rusia tinggal di kota pelabuhan Baltik yang terhubung ke seluruh Rusia melalui jalur kereta api melalui Lithuania yang merupakan anggota UE dan NATO.

Banyak orang Rusia biasa melintasi perbatasan untuk membeli barang di tempat-tempat seperti toko bunga kecil Laima Kudirkiene.

Pria Lituania berusia 47 tahun itu bersumpah untuk tetap berada di Kybartai meskipun masa depan tidak pasti.

Dia mengatakan sangat disayangkan kehilangan hubungan dengan pelanggan Rusia yang biasa mengunjungi tokonya.

"Mereka merayakan ulang tahun dan menikah. Itu adalah hal biasa sehari-hari. Saya tidak tahu bagaimana mereka hidup sekarang karena koneksi telah terputus," jelasnya.

Baca Juga: Disebut Pertemuan Penting sampai Disoroti oleh Media Asing, Sebenarnya Apa yang Akan Dibicarakan Jika Jokowi bertemu dengan Vladimir Putin?

Artikel Terkait