Intisari - Online.com -Permaisuri Kiatau yang dikenal denganEmpress Giadalah salah satupermaisuri utama dari Toghon Timur, Dinasti Yuan.
Jauh sebelumjabatannya sebagai Permaisuri,Gi adalah satu dari ratusan pria dan wanita muda yang dikirim dari Korea sebagai persembahan manusia di ibu kota Yuan pada tahun 1331.
Gi yang berasal dari keluarga kelas sosial tinggi yang terdidik dengan tangguh kemudian bertekad untuk bertahan hidup.
Dia menjadi pelayan istana yang bertanggung jawab atas teh Kaisar sehingga memberikannya akses langsung pada Kaisar.
Laman historyofroyalwomen menyebutkan, kecantikan dan bakatnya membuat Kaisar tertarik pada dirinya sehingga ia secara resmi diangkat menjadi selir pada tahun 1333.
Permaisuri Tanashiri merasa marah akan hal ini dan khawatir dengan pengaruh Gi, namun intrik politik justru menyingkirkan Tanashiri.
Hingga akhirnya Lady Gi berhasil menjadi Permaisuri Toghon Timur, mendirikan badan pemerintah khusus di mana dia memegang kewenangan luas terkait pengumpulan pajak.
Kaisar Toghon Timur semakin kehilangan minat memerintah seiring berjalannya waktu, sehingga Permaisuri Gi menjalankan perannya menjalankan pemerintahan dengan sangat serius.
Namun saat kerajaan Mongol runtuh pada tahun 1368, Toghon Timur melarikan diri bersama Gi dan anggota keluarga lainnya ke Yingcheng, di Mongolia Dalam yang sekarang.
Setelah Kaisar meninggal, Gi menjadi janda dan menghilang tanpa jejak.
Meski ia adalah orang Korea yang berhasil menjadi Permaisuri di Yuan namun ditempat asalnya ia disebut sebagai pengkhianat.
Kisah hidupnya juga telah diadaptasi ke dalam sebuah serial drama Korea berjudul 'Empress Gi' yang dikritik karena dianggap terlalu simpatik.
Sementara putranya adalah Biligtu Khan Ayushiridara, raja pertama Dinasti Yuan Utara.
Menurut A History of Korea, Permaisuri Gi berasal dari kelas bangsawan, namun menduduki posisi rendah dalam sistem kasta Dinasti Goryeo.
Tak banyak cerita yang bisa digali tentang kehidupannya sebelum menjadi ratu Mongolia.
Legenda hanya menyebut Gi memiliki kecantikan luar biasa.
Dia juga menguasai berbagai cabang seni seperti menari, puisi, dan kaligrafi.
Budak jelita yang berhasil merebut hati raja
Gi dikirimkan ke Mongolia sebagai upeti tiga tahunan untuk Toghon Temur.
Pada masa itu, Goryeo biasa mengirimkan upeti berupa budak kasim, benda-benda berharga, dan selir.
Menurut Empire's Twilight: Northeast Asia under the Mongols. Harvard-Yenching Institute Monograph, orang Mongolia sendiri beranggapan menikahi wanita dari Goryeo merupakan kebanggaan.
Mulanya, Gi hanya satu di antara sekian banyak wanita cantik yang menjadi gundik sang raja Mongolia.
Dia tak mensyukuri kehidupan barunya sebagai budak di negeri orang.
Namun karena tak ada pilihan lain, Gi memutuskan untuk menjadi selir terbaik di kerajaan.
Singkat kata, Gi berhasil merebut hati sang raja dan menjadi wanita kesayangannya.
Semua itu berkat kecantikan, bakat, dan kecerdasannya yang menonjol.