Advertorial

Bisnis Prostitusi Berkedok Pijat Tradisional di Kalibata City, Ini Keuntungan Besar Sang 'Mami-Papi'

Aulia Dian Permata
,
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

Intisari-Online.com - Bisnis prostitusi sepertinya masih tetap jadi lahan basah bagi sebagian besar orang.

Setelah beberapa tahun yang lalu terungkap bisnis prostistusi artis ala Robby Abbas, kali ini praktik prostitusi di apartemen Kalibata City yang jadi sorotan.

Desas-desus mengenai dugaan adanya praktik 'esek-esek' di apartemen Kalibata City sebenarnya sudah lama terdengar.

Subdit Resmob Dit Reskrimun Polda Metro Jaya berhasil mengungkap bisnis prostitusi ini pada Minggu (6/5/2018).

Baca Juga:Pria Ini Bocorkan 10 Alasan Kenapa Banyak Pria Bule Suka Wanita Indonesia

"Kami ungkap prostitusi yang dipesan secara online dengan tempat kejadian perkara (TKP) di dua tower pada apartemen Kalibata City, yakni tower Akasia dan Herbas," ucap Wadirkrimum Polda Metro Jaya AKBP Ade Ary dilansir dari Kompas.

Mami-papi yang berperan dalam bisnis ini adalah H (pria, 31 tahun) dan M (wanita, 35 tahun).

Keduanya menjalankan bisnis di Kalibata City sudah lebih dari setahun.

Mereka menyediakan pekerja seks komersial (PSK) dengan modus pijat tradisional.

Baca Juga:Demi Guyuran Dolar, Para Tentara Bayaran AS Ini Rela Menyabung Nyawa dalam Perang Narkotika di Kolombia

Skema bisnis yang mereka lakukan dengan cara mencari kosumen, menyiapkan kamar, bahkan sampai menyediakan kondom serta alat-alat pendukung lainnya.

Mucikari ini menawarkan transaksi melalui aplikasi chat online "WeChat".

We Chat dipilih karena banyak calon konsumen yang mereka temui di sana.

Santer terdengar kabar bahwa pengguna We Chat memang didominasi pria-pria hidung belang yang mudah tergiur tawaran semacam itu.

Baca Juga:Jatah Bulanan Rp70 Juta Dipotong Ibunya Jadi Rp14 Juta, Remaja Ini Masih Merengek Tak Bisa Hidup

Setelah menemukan konsumen di We Chat, keduanya melanjutkan pembicaraan transaksi melalui WhatsApp.

Dari WhatsApp inilah, H dan M akan mengirimkan foto-foto terapis pijat yang mereka miliki.

Sekitar 10 hingga 11 wanita muda berusia dibawah 27 tahun telah menjadi PSK yang dinaungi H dan M.

Setelah ada kesepakatan, konsumen akan datang dan memasuki kamar di apartemen Kalibata City untuk bertemu dengan si terapis.

Baca Juga:Tanpa Operasi Plastik, Beginilah Transformasi Menakjubkan Seorang Wanita Hingga Bikin Pangling

H dan M menawarkan servis dengan besar biaya Rp 500 ribu untuk satu setengah jam.

Dari biaya tersebut, Rp 300 ribu menjadi hak si terapis (PSK) Rp 200 ribu menjadi keuntungan mucikari H dan M.

Waktu operasional mucikari ini mulai pukul 09.00 pagi hingga subuh atau dini hari.

Wadirkrimum Polda Metro Jaya AKBP Ade Ary masih belum bisa menentukan berapa total keuntungan yang diperoleh H dan M selama setahun menjadi mucikari.

Hal ini masih akan diperiksa lebih lanjut lagi.

Saat H dan M diringkus, polisi mengamankan barang bukti berupa uang, kunci kamar apartemen, alat kontrasepsi, dan beberapa ponsel.

Atas perbuatannya, keduanya diancam pasal 296 KUHP dan atau pelanggaran terhadap ketertiban umum pasal 506 KUHP.

Baca Juga:Ternyata Begini Cara Baru Beli Kuota Internet Tanpa Bingung Masalah Registrasi dan Gonta-ganti Kartu

Artikel Terkait