Advertorial

Salah Satunya Tepat Berada di Utara Indonesia, Inilah Daftar Negara yang Paksa Warga Muslim untuk Pindah Agama, Bujukan Tak Mempan, Siksaan Digunakan

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

Intisari-Online.com - Segala hal yang berkaitan dengan kekuasaan pasti bersifat mempengaruhi dan untuk mengatur keadaan akan jauh lebih mudah jika rakyatnya berada dalam satu pemikiran yang sama.

Mungkin alasan itulah yang membuat mengapa ada pihak-pihak tertentu yang berusaha mendoktrin orang untuk mengikuti ajaran agama tertentu.

Berikut beberapa negara di dunia yang pernah memaksa warga muslimnya untuk murtad.

1. China-Muslim Uighur

Muslim Uighur di China kerap mendapat perlakuan buruk di negeri Tirai Bambu tersebut.

Tidak jarang juga, orang-orang muslim ditangkap dan ditahan tanpa alasan yang jelas.

Pemerintah setempat melarang muslim Uighur untuk beribadah, melarang penggunaan pakaian keagamaan, hingga memaksa untuk meninggalkan pemakaman ala Islam dan menggantinya dengan tradisi kremasi China.

Sekitar bulan Agustus 2018, Komite PBB membuat laporan yang menyatakan sekitar satu juta orang Uighur telah ditahan di kamp “Kontra Terorisme” di China.

Selain itu, sekitar dua juta orang uighur juga dipaksa masuk ke kamp pendidikan ulang sebagai bentuk indoktrinasi budaya dan agama.

Menurut salah satu organisasi HAM, para tahanan di kamp tersebut dipaksa belajar bahasa mandarin, melafalkan pujian untuk Partai Komunis China (PKC).

2. Spanyol-Muslim

Andalusia dalam sejarahnya, Kerajaan Andalusia pernah membangun peradaban muslim di Spanyol.

Sayangnya, setelah penaklukan Spanyol oleh raja-raja Katolik sekitar abad ke-11 hingga 15, muslim di Spanyol menjadi terpinggirkan.

Dikutip dari situs Egypt Today, setelah berhasil menaklukan Granada, Raja Spanyol yang baru memiliki rencana.

Pada Maret 1492, dia menandatangani sebuah dekrit yang secara efektif memaksa orang Yahudi keluar dari negaranya.

Kebijakannya terhadap umat Islam pun tidak jauh berbeda.

Pada tahun tersebut tercatat ada sekitar 500.000 muslim di seluruh Spanyol.

Dalam hal ini, Gereja Katolik membuat pilihan untuk memaksa mereka pindah ke agama Kristen.

Cara pertama dilakukan dengan penyuapan.Namun, cara ini diketahui gagal. Pada tahun 1499, Francisco Jimenez de Cisneros, seorang kardinal di Gereja Katolik dikirim ke Spanyol untuk mempercepat proses peralihan agama disana.

Tidak lagi dengan penyuapan, dia mendiskriminasi dan melecehkan umat muslim sampai mereka mau untuk murtad atau keluar dari Islam.

Mereka yang menolak dikirim ke penjara dan disiksa. Selain itu, harta benda yang mereka miliki juga disita.

Akhirnya, umat muslim di sana pun melakukan pemberontakan. Mereka bersatu dalam keyakinan Islam dan melawan pemerintahan Kristen.

3. Filipina-Bangsa Moro

Dalam sejarah negaranya, tetangga Indonesia ini juga mengalami berbagai peristiwa besar.

Salah satunya berkaitan dengan etnis Moro yang beragama Islam.

Dikutip dari laman Amaliah, Filipina dalam sejarahnya memiliki komunitas muslim yang dikenal sebagai Moro atau Bangsa Moro.

Mereka berasal dari Mindanao, Sulu, dan Palawan, namun terus menyebar ke seluruh Filipina.

Kata Moro sendiri diambil dari kata “Moor”, istilah yang digunakan bangsa Spanyol saat menjajah Filipina dulu.

Sebutan ini diartikan untuk menggambarkan muslim keturunan Arab.

Bangsa Moro ini memiliki sejarah panjang perlawanan terhadap penjajah Spanyol dan Jepang dalam mencapai kemerdekaan.

Saat negara Spanyol berkuasa di Filipina, mereka menganiaya warga muslim dan memerintahkannya untuk berpindah agama ke Kristen.

Dalam hal ini, bangsa Moro yang merasa terancam meningkatkan upaya untuk melawannya.

Setelah Filipina merdeka, bangsa Moro justru terisolir dari kelompok mayoritas di negara ini dan mendapat perlakuan diskriminatif.

Baca Juga: Persiapannya Bertahun-tahun, Rusia Kirim Agen Mata-mata Rahasia yang Menyamar Jadi Anak Magang untuk Susupi Pengadilan Kejahatan Perang

(*)

Artikel Terkait