Intisari - Online.com -Nama Emmeril Khan Mumtadz masih teringat jelas dalam pikiran warga Indonesia setelah berita kematiannya di sungai Aare, Swiss.
Setelah hilang dibawa arus selama 14 hari atau dua minggu, Eril ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa di bendungan Engelhade.
Eril datang ke Swiss sebelumnya adalah untuk survey universitas yang akan jadi tujuannya melanjutkan sekolah ke programS2.
Sayang, takdir berkata lain, dan Gubernur Ridwan Kamil sekeluarga harus ikhlas menerima kenyataan jika Eril meninggal dunia di Swiss.
Bicara soal pendidikan Eril, Eril lulus dari S1 Teknik Mesin Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara, Institut Teknologi Bandung.
Sebelumnya, Eril menamatkan SMA di SMAN 3 Bandung, yang mana merupakan tempat adiknya, Camillia Laetitia Azzahra atau Zara, bersekolah.
Zara baru saja lulus dari SMAN 3 Bandung dan wisudanya dilaksanakan pada Kamis (16/6/2022) kemarin.
Ridwan Kamil yang menghadiri acara wisuda Zara di SMAN 3 Bandung, Jalan Belitung, Kota Bandung, membagikan cerita atas peristiwa membanggakan itu.
"Anak saya, almarhum Emmeril juga sekolah di sini (SMAN 3), memorinya juga sama, dia hobi sepak bola, aktif di OSIS, main angklung dan sebagainya," ujar Emil, dikutip dari TribunJabar.id.
Kang Emil tidak sendirian saat hadiri wisuda Zara, tetapi ditemani oleh istrinya, Atalia Praratya.
Dalam video yang diunggah Ridwan Kamil, seorang guru tampak mengalungkan medali kepada Zara.
Zara juga tampak ikut foto bersama teman-temannya dan menerima pelukan dari sang ibu.
Sebagai hadiah kelulusan sang putri, Ridwan Kamil telah menyiapkan 'hadiah.'
Yaitu mengajak Zara jalan-jalan dengan mengendarai motor vespa hingga membelikan es krim.
Tampak ayah dan anak itu berjalan-jalan sembari menikmati es krim yang telah dibeli sebelumnya dengan menenteng helm.
Di akhir video, Zara mendapatkan bunga dari adik bungsunya, Arkana yang saat itu tengah sakit.
"Siang tadi disela kedinasan, Merayakan kebahagiaan kecil, yaitu Zara wisuda kelulusan SMA, dengan ngajak jalan-jalan naik motor vespa dan membelikan Es Krim.
Selamat @camilliazr, selamat memulai persiapan kehidupan sebagai mahasiswa," tulis Ridwan Kamil.
SMAN 3 Bandung sekolah menak
Rupanya, SMA tempat mendiang Eril dan Zara sekolah, yaitu SMAN 3 Bandung, adalah sekolah legendaris yang menggunakan bangunan peninggalan Belanda dan masih berdiri sampai sekarang.
Sekolah ini legendaris karena sejak zaman Belanda, orang yang bisa sekolah di SMAN 3 Bandung hanyalah keturunan Belanda, anak bupati, ataupun para menak yang berarti golongan terhormat.
Salah satu lulusannya adalah Ir Djuanda, atau Djoeanda Kartawidjadja, Perdana Menteri Indonesia yang pernah menjabat beberapa jabatan menteri di era Soekarno.
Bersama SMAN 5 Bandung, SMAN 3 disebut sebagai SMA Belitung yang mengikuti nama jalannya, dan lulusan-lulusannya adalah para pesohor, di antaranya Tri Hanggono Achmad (mantan Rektor Unpad), Adang Daradjatun (mantan Wakapolri).
Mantan Wali Kota Bandung, Dada Rosada, bersama Ridwan Kamil dan mantan Dirut Pertamina Karen Agustiawan juga lulusan SMAN 3 Bandung.
SMAN 3 Bandung juga melahirkan artis, di antaranya Dwiki Dharmawan, Muhammad Farhan, Iszur Muchtar, dan almarhum Didi Petet.
Karena jadi sekolah unggulan, muncul masalah baru terkait SMAN 3 Bandung, yang terjadi di tahun 2019 lalu.
Kasus berkaitan dengan laporan kejanggalan dan kecurangan dalam PPDB yang datang dari warga maupun guru
“Ada beberapa kasus. Pertama, ada data 8 siswa yang mendaftar ke SMA 3 dan 5 dengan menggunakan alamat yang sama di Jalan Bali No 15 A RT/RW 4/1 Merdeka Bandung, “ ujar Iwan dilansir dari, Kamis (20/6/2019).
Ternyata, dalam data PPDB Online Jabar, delapan siswa itu berasal dari SMP berbeda, tetapi mereka mencantumkan satu alamat yang sama.
Padahal, panitia PPDB sudah mencantumkan alamat sesuai kartu keluarga (KK).
Tahun itu, ada empat siswa beralamatkan di Jalan Kalimantan no 12 Bandung, mirip dengan kasus di Jalan Bali, dan semuanya mendaftar untuk SMA favorit.
Ini memperlihatkan stigma favorit tidak hilang. Orangtua (yang mendaftarkan anaknya) juga tidak sadar, memasukkan anak sekolah dengan cara curang, sama dengan mengajari anak curang selamanya,” tutur Iwan.