Advertorial

Mengaku Tidak Menyukai Laki-laki dan Ingin Semua Laki-laki di Dunia Ini Menderita, Inilah Kisah Jeanne Bricourt, Pelacur Paling Sadis dalam Sejarah

Mentari DP

Editor

Intisari-Online.com - Pernahkah Anda mendengar namaJeanne Bricourt?

Jeanne Bricourt disebut-sebut sebagai pelacur paling sadis dalam sejarah.

Bagaimana kehidupan Jeanne Bricourt hingga mendapat julukan itu?

Dilansir darithevintagenews.com pada Sabtu (18/6/2022),Bricourt lahir di Paris pada tahun 1837 dan merupakan anak terlantar dari orangtua kelas pekerja.

Seorang baroness (gelar peringkat terakhir dalam gelar kebangsawanan di Inggris) yang merasa kasihan padanya membawanya di bawah perlindungan untuk sementara waktu, menurut penulis Geri Walton.

Ketika Bricourt mencapai usia dewasa, baroness membantunya mencari pekerjaan di pabrik pembuatan sutra.

Semua berjalan lancar sampai Bricourt memutuskan sudah waktunya untuk menikah.

Bricourt menikah dengan seorang pedagang lokal pada tahun 1855.

Akan tetapi pernikahan itu sangat tidak bahagia, dan setelah beberapa saat pedagang lokal yang menjual makanan itu menghilang.

Tak lama kemudian, Bricourt juga pergi, menjadi simpanan seorang perwira militer.

Ketika dia muncul kembali di tempat kejadian, tak lama setelah suaminya meninggal di rumah sakit amal, dia telah mencoba beberapa pekerjaan. Tapi gagal.

Hingga akhirnya dia menjadi pelacur, memperlakukan pria sebagai mainan dan sarana pendukung.

Bricourt mengaku tidak menyukai laki-laki, dan dia mengaku hanya mencintai adiknya. Dia mengatakan bahwa dia ingin pria menderita

“Semuanya adalah debu dan kebohongan. Jauh lebih buruk bagi pria yang menghalangi jalanku."

"Pria hanyalah batu loncatan bagi saya."

"Masyarakat adalah papan catur yang luas, laki-laki adalah pion, ada yang putih, ada yang hitam."

"Saya memindahkannya sesuka saya, dan menghancurkannya ketika mereka membuat saya bosan. ”

Salah satu kekasihnya meninggal karena overdosis obat, yang lain karena bunuh diri, dan yang ketiga meninggal di rumah sakit setelah dia membunuhnya.

Semuanya dianggap sebagai korban pemerasan dan kejahatannya.

Selama periode waktu yang sama ini, kesehatannya sendiri mulai menurun, dan dia memeriksakan diri ke rumah sakit jiwa selama beberapa bulan untuk perawatan.

Saat ini dia berusia t30 tahunan, dia khawatir bahwa kemampuannya untuk menarik kekasih kaya menjadi terganggu oleh bertambahnya usianya.

Lalu dia bertemu dengan seorang pria yang lebih muda bernama Rene de la Roche, yang menarik, kaya, dan rentan.

Beberapa bulan setelah pertemuan pertama mereka, mereka menjadi sepasang kekasih.

Mereka bersama selama beberapa tahun, dan masa depan Jeanne tampak semakin aman, meskipun dia khawatir keluarganya mungkin mengharuskannya menikahi wanita yang lebih muda dan lebih cocok.

LaluJeanne Bricourt memikirkan gagasan agar kekasihnya itu terluka parah dan permanen. Dia kemudian akan menjadi pengurusnya, dan masa depannya akan terjamin.

Dia menyusun rencana, dan merekrut seorang teman dari masa kecilnya yang mencintainya, untuk membantunya mewujudkannya.

Dia mengambil sebotol asam sulfat, dan menginstruksikan temannya untuk menyemprotkannya ke wajah de la Roche, membutakan pemuda itu.

Tidak ada yang mencurigai keterlibatannya dalam serangan itu, sampai dia memutuskan untuk memindahkan mereka ke Italia.

Namun keluarga de la Roche curiga danmenghubungi polisi.

Akhirnya rumah mereka digeledah dan bukti keterlibatannya terungkap, termasuk bukti yang mengaitkannya dengan komplotannya. Dia kemudian ditangkap dan dipenjarakan.

Rekan konspiratornya ditemukan, dan penggeledahan di rumahnya menemukan bukti yang melibatkan mereka berdua. Dia ditangkap juga.

Baik Bricourt dan temannya dihukum. Dia menerima 15 tahun hukuman penjara, dan komplotannya diberi hukuman penjara 10 tahun.

Baca Juga: Kalender Bulan Juni 2022Lengkap dengan Hari Libur dan Hari Besar NasionalSertaInternasional

Artikel Terkait